REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong penguatan sistem deteksi dini sekaligus sistem dukungan untuk mencegah tragedi SMAN 72 Jakarta terulang. Komisioner KPAI Aris Adi Leksono menyatakan peristiwa ini mencederai rasa aman di lingkungan pendidikan sekaligus menunjukkan ada tantangan serius dalam membangun budaya sekolah ramah anak dan antikekerasan.
"KPAI mendorong langkah-langkah strategis yaitu penguatan sistem deteksi dini (early warning system) di lingkungan sekolah untuk mendeteksi dini perubahan perilaku siswa, termasuk isolasi sosial, ujaran kebencian, atau ketertarikan terhadap konten kekerasan," kata Aris kepada Republika, Kamis (13/11/2025).
Aris menyebut hasil, pemantauan awal menemukan, pelaku menunjukkan perubahan perilaku signifikan beberapa bulan terakhir yaitu tertutup, lebih sering mengakses konten bernada radikal di platform digital. Motif utama pelaku diduga kombinasi emosi pribadi yang tidak terkendali dan internalisasi narasi ekstrem dari ruang digital yang mempengaruhi cara berpikirnya.
"KPAI berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, pihak sekolah, serta aparat kepolisian untuk memastikan proses penanganan dilakukan dengan pendekatan perlindungan anak dan pemulihan psikososial, baik terhadap korban maupun pelaku," ujar Aris.
KPAI juga mendukung penguatan sistem dukungan siswa di sekolah. Salah satu caranya menguatkan peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) kepada para siswa. "Pengembangan support system sekolah yang melibatkan guru BK, psikolog, dan orang tua dalam membangun komunikasi terbuka dan empatik terhadap peserta didik," ujar Aris.
KPAI menegaskan, setiap anak, baik pelaku maupun korban berhak mendapatkan perlindungan, bimbingan, dan kesempatan untuk pulih. KPAI menekankan kekerasan dan faham ekstremisme bukan hanya masalah individu, tetapi cermin dari ekosistem pendidikan yang perlu diperkuat secara menyeluruh dari keluarga, sekolah, komunitas, hingga ruang digital.
"KPAI mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi mewujudkan Satuan Pendidikan Aman, Ramah, dan Berintegritas, agar sekolah menjadi tempat yang benar-benar mendidik tanpa rasa takut," ujar Aris.
Lihat postingan ini di Instagram