Jumat 31 Oct 2025 12:53 WIB

Di KTT APEC, Prabowo tak Ingin Ada Perpecahan di Asia Pasifik

Pertumbuhan ekonomi yang eksklusif hanya akan menciptakan instabilitas.

Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto di KTT APEC 2025 Gyeongju, Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (31/10/2025).
Foto: BPMI Setpres
Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto di KTT APEC 2025 Gyeongju, Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (31/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, GYEONGJU -- Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto menyerukan agar kawasan Asia Pasifik kembali membangun rasa saling percaya dan memperkuat kerja sama konkret di tengah meningkatnya ketidakpastian dan ketegangan global. Seruan tersebut disampaikan dalam sambutan RI 1 pada sesi pertama APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) di Hwabaek International Convention Centre (HICO), Gyeongju, Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (31/10/2025).

Bertema "Towards a More Connected, Resilient Region and Beyond," forum tersebut menjadi wadah bagi para pemimpin APEC untuk memperkuat komitmen terhadap pertumbuhan inklusif, terbuka, dan berkeadilan. Prabowo mengingatkan, meningkatnya kecurigaan dan ketegangan dapat mengancam stabilitas ekonomi global. Namun, ia menegaskan, Asia Pasifik tidak boleh menyerah pada perpecahan.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

"Kita bertemu hari ini di tengah ketidakpastian global. Ketegangan dan meningkatnya ketidakpercayaan membahayakan stabilitas ekonomi global dan memperparah perpecahan di antara kita. Namun, saya percaya bahwa Asia Pasifik tidak boleh menerima perpecahan sebagai takdirnya. Kita harus bangkit dari kecurigaan dan ketakutan, dan kita harus membangun kembali kepercayaan di antara kita sendiri dan di antara ekonomi global" ujar Prabowo.

Menurut dia, APEC sejak awal didirikan dengan semangat pertumbuhan ekonomi inklusif dan kerja sama multilateral. Prabowo menekankan, pentingnya memperbarui komitmen terhadap sistem perdagangan terbuka dan adil berbasis aturan internasional.

"Sudah saatnya kita memperbarui komitmen kita terhadap kerja sama ekonomi multilateral yang terbuka, adil, dan inklusif. Indonesia berkomitmen pada sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dengan WTO sebagai inti dan untuk memastikan bahwa setiap orang berkompetisi pada tingkat yang sama," ucap Prabowo.

Dia pun mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang eksklusif hanya akan menciptakan perpecahan dan instabilitas. Prabowo menyerukan agar inklusivitas dan keberlanjutan menjadi pedoman utama bagi ekonomi anggota APEC dalam membangun masa depan bersama.

"Pertumbuhan yang eksklusif adalah pertumbuhan yang memecah belah. Perpecahan menyebabkan ketidakstabilan, dan ketidakstabilan tidak akan kondusif bagi perdamaian dan kesejahteraan. Oleh karena itu, inklusivitas seharusnya menjadi panduan kita," tutur Prabowo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement