REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) sekaligus Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Epi Taufik menegaskan kehadiran susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan hasil kajian ilmiah dan kebijakan berbasis bukti. Ia memastikan, keputusan tersebut tidak diambil secara spontan, melainkan melalui analisis komprehensif terhadap kebutuhan gizi anak Indonesia.
“Susu merupakan paket gizi lengkap yang mengandung 13 zat gizi esensial, seperti protein, kalsium, dan vitamin D. Kandungan ini sangat penting bagi anak usia sekolah untuk mendukung pertumbuhan tulang, perkembangan otak, dan imunitas tubuh,” ujar Epi dikutip Ahad (12/10/2025).
Ia menambahkan, masa usia 9–12 tahun merupakan periode peak growth velocity, yakni fase ketika anak-anak mengalami percepatan pertumbuhan tinggi badan dan peningkatan kebutuhan energi. Menurutnya, konsumsi susu membantu melengkapi kekurangan gizi yang tidak terpenuhi dari makanan harian.
Kandungan kalsium dari makanan sehari-hari, kata Epi, umumnya baru mencukupi sekitar 7–12 persen kebutuhan harian anak. Tambahan susu menjadi unsur penting untuk menutup kekurangan tersebut agar pertumbuhan dan daya tahan tubuh anak berkembang optimal.
Epi menambahkan, seluruh panduan makan di berbagai negara menempatkan susu sebagai bagian penting dalam pemenuhan gizi seimbang. Panduan tersebut mencakup dietary guidance di Malaysia, Jepang, dan China, serta pedoman gizi seimbang nasional seperti Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan dan prinsip B2SA (beragam, bergizi, seimbang, dan aman) dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menyampaikan program MBG tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi anak, tetapi juga memberikan efek ekonomi berantai di tingkat peternak. Dengan ketentuan minimal 20 persen kandungan susu segar dalam setiap produk MBG, program ini membuka peluang pasar yang lebih luas bagi peternak rakyat di berbagai daerah.
“Susu dalam MBG bukan hanya menyehatkan anak-anak, tapi juga menghidupkan ekonomi desa. Peternak lokal kini memiliki pasar yang stabil dan berkelanjutan,” tutur Khairul.
Menurutnya, program MBG menjadi langkah nyata pemerintah dalam membangun generasi yang sehat dan berdaya saing. MBG dijalankan dengan prinsip gizi seimbang, transparansi, dan pemberdayaan ekonomi lokal. BGN memastikan setiap tahapan pelaksanaan dilakukan sesuai standar gizi dan pengawasan ketat, agar manfaat program dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat.