Kamis 28 Aug 2025 08:38 WIB

AS Sendirian di DK PBB Sangkal Kelaparan Buatan Israel di Gaza

Sebanyak 14 anggota DK PBB lainnya mendesak Israel menghentikan pencaplokan Gaza.

Yazan Abu Ful, bocah laki-laki berusia 2 tahun yang menderita kekurangan gizi, berdiri bertelanjang dada di rumah keluarganya di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, Rabu (23/7/2025).
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Yazan Abu Ful, bocah laki-laki berusia 2 tahun yang menderita kekurangan gizi, berdiri bertelanjang dada di rumah keluarganya di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza, Rabu (23/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Anggota-anggota Dewan Keamanan PBB menyepakati kelaparan di Gaza adalah “krisis buatan manusia” dan memperingatkan bahwa penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dilarang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional. Lagi-lagi, Amerika Serikat sendirian menolak meneken resolusi tersebut. 

Dalam pernyataan bersama, 14 anggota dewan menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen, pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok lain, gelombang bantuan besar-besaran di seluruh Gaza, dan agar Israel segera dan tanpa syarat mencabut semua pembatasan pengiriman bantuan. “Kelaparan di Gaza harus segera dihentikan,” kata mereka. “Waktu sangat penting. Keadaan darurat kemanusiaan harus diatasi tanpa penundaan dan Israel harus mengambil tindakan balik.”

Baca Juga

Wakil duta besar Slovenia untuk PBB, Ondina Blokar Drobic, menyerukan tiga seruan mendesak untuk bertindak, yang disepakati oleh 14 negara anggota Dewan Keamanan. "Kami menyerukan gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen. Kami menyerukan pembebasan segera, bermartabat dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok lain. Kami menyerukan peningkatan besar bantuan kemanusiaan di seluruh Gaza,” bunyi seruan pertamanya.

Selanjutnya, Israel harus segera dan tanpa syarat mencabut semua pembatasan pengiriman bantuan. Hal ini termasuk membuka semua jalur darat dan memungkinkan PBB dan mitra kemanusiaan untuk beroperasi dengan aman dan dalam skala besar. Prinsip-prinsip kemanusiaan yang bersifat kemanusiaan, netralitas, ketidakberpihakan, dan independensi harus menjadi inti dari aksi kemanusiaan.

“Kami menyerukan Israel untuk segera membatalkan keputusannya untuk memperluas operasi militernya di Gaza dengan tujuan mengambil alih Kota Gaza. Keputusan tersebut, yang kami tolak, pasti akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan dan membahayakan nyawa semua warga sipil, termasuk para sandera.”

Kota Gaza dan daerah sekitarnya secara resmi menderita kelaparan, dan kemungkinan besar akan menyebar, menurut sebuah lembaga pemantau kelaparan global yang mengumumkan pada Jumat pekan lalu. Sistem Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) mengatakan 514.000 orang – hampir seperempat warga Palestina di Gaza – mengalami kelaparan dan jumlah ini akan meningkat menjadi 641.000 pada akhir September.

Pernyataan bersama dari 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB menyerukan Israel menghentikan perluasan lebih lanjut operasi militernya di Gaza. Pernyataan tersebut juga mendukung sistem pemantauan kelaparan global IPC yang mengkonfirmasi adanya kelaparan di Gaza. Mereka mengatakan kelaparan di Gaza adalah krisis yang disebabkan oleh manusia.

Mereka memperingatkan bahwa penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dilarang berdasarkan hukum internasional. Mereka juga menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza, segera dan tanpa syarat, dan pembebasan tawanan yang ditahan di daerah kantong tersebut. Selain itu menuntut Israel segera dan tanpa syarat mencabut semua pembatasan pengiriman bantuan ke Gaza.

Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB di Gaza pada Rabu, penjabat Duta Besar AS untuk PBB Dorothy Shea mempertanyakan kredibilitas dan integritas laporan IPC, dengan mengatakan bahwa laporan tersebut “tidak lolos uji.” 

photo
Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Jabaliya membawa barang-barang mereka di sebuah jalan di Kota Gaza, Selasa, 26 Agustus 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

“Kita semua menyadari bahwa kelaparan adalah masalah nyata di Gaza dan ada kebutuhan kemanusiaan yang signifikan yang harus dipenuhi. Mengatasi kebutuhan tersebut adalah prioritas bagi Amerika Serikat,” katanya kepada dewan beranggotakan 15 orang tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement