Kamis 14 Aug 2025 17:59 WIB

Perploncoan pada Mahasiswa Baru, Kemendiktisaintek: Sudah bukan Zamannya

Kemendiktisaintek tegaskan larangan perploncoan pada PKKMB semua kampus.

Ilustrasi kegiatan mengenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru.
Foto: UNM
Ilustrasi kegiatan mengenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menegaskan kepada seluruh pihak terkait untuk tidak melakukan perploncoan pada masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di seluruh kampus di Indonesia.

Perpeloncoan adalah praktik ritual dan aktivitas lain yang melibatkan pelecehan, penyiksaan, atau penghinaan saat proses penyambutan seseorang ke dalam suatu kelompok. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas memelonco adalah menjadikan seseorang tabah dan terlatih serta mengenal dan menghayati situasi di lingkungan baru dengan penggemblengan.

Baca Juga

Perpeloncoan telah banyak dijumpai di berbagai jenis kelompok sosial, termasuk geng, tim olahraga, sekolah, perguruan tinggi, satuan militer, dan kelompok persaudaraan. Di Amerika Serikat dan Kanada, perpeloncoan sering dikaitkan dengan organisasi Yunani. Perpeloncoan biasanya mencakup penyiksaan fisik dan psikologis. Perpeloncoan pada tingkat ekstrem melibatkan penelanjangan tubuh, pelecehan seksual, dan sadisme. Saat ini, sudah banyak negara yang melarang kegiatan perpeloncoan, termasuk di Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk memastikan PKKMB berlangsung aman, nyaman, dan bebas dari praktik yang merugikan mahasiswa baru.

"Kita berharap PKKMB tahun ini jauh dari hal-hal yang mengancam keselamatan dan kenyamanan adik-adik mahasiswa. Kita menuju lingkungan kampus yang aman, nyaman dan jauh dari diskriminasi. Praktik-praktik perploncoan sudah tidak zamannya lagi, dan tidak boleh," katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan PKKMB gerbang pertama mahasiswa mengenal kehidupan akademik, budaya kampus, dan bersosialisasi.

Dengan kondisi ideal itu, peluang mahasiswa menorehkan prestasi terbuka lebar.

Oleh karena itu, ia mengingatkan panitia PKKMB tidak melanjutkan kebiasaan yang justru mengaburkan tujuan utama kegiatan ini.

Dia mengharapkan pendekatan ini menciptakan generasi mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas, empati, dan kemampuan beradaptasi di tengah perubahan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement