Jumat 08 Aug 2025 15:24 WIB

Caplok Kota Gaza, Israel Akan Tenggelam dalam Kekacauan

PM Inggris mengecam rencana pencaplokan Kota Gaza.

Orang-orang mengambil bagian dalam protes menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 22 Maret 2025.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Orang-orang mengambil bagian dalam protes menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 22 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menduduki Kota Gaza diperkirakan akan memicu kekacauan. Perlawanan kemungkinan akan dilakukan oleh warga dan tentara cadangan Israel.

"Kita akan melihat dalam beberapa hari ke depan, ratusan ribu warga Israel di jalan-jalan berdemonstrasi menentangnya. Kita akan melihat semakin banyak tentara, pasukan cadangan, yang menolak wajib militer, sementara kita juga menyaksikan komunitas Ortodoks memblokir jalan," kata analis politik Israel Akiva Eldar mengatakan rencana Netanyahu kepada Aljazirah.

Baca Juga

Menurutnya, yang akan terjadi di Israel adalah kekacauan total, baik secara ekonomi, militer dan sosial. Ia menambahkan bahwa ada rasa frustasi yang semakin besar juga di kalangan militer karena tidak ada strategi keluar yang jelas dari Gaza.

“Tidak ada peluang untuk mengembalikan para tawanan hidup-hidup ke keluarga mereka, akan semakin banyak warga Israel yang terbunuh dan banyak warga Israel yang menyerukan untuk menghentikan perang [karena] hal itu tidak bermoral,” kata Eldar. 

“Ini sangat tak bermoral. Kelaparan ini tak bermoral. Tak bermoral jika melakukan lebih banyak kejahatan perang setelah sekian lama dan setelah begitu banyak kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.”

photo
Warga Palestina membawa jenazah warga yang syahid saat berjuang mendapatkan makanan dan bantuan kemanusiaan di sepanjang koridor Morag dekat Rafah, di selatan Jalur Gaza, Senin, 4 Agustus 2025. - (AP Photo/Mariam Dagga)

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga mengatakan keputusan Israel untuk menguasai Kota Gaza adalah hal yang salah. Ia mendesak pemerintah Israel mempertimbangkan kembali.

“Keputusan Pemerintah Israel untuk lebih meningkatkan serangannya di Gaza adalah salah, dan kami mendesak mereka untuk segera mempertimbangkannya kembali,” katanya dalam sebuah pernyataan. "Tindakan ini tidak akan mengakhiri konflik ini atau membantu pembebasan para sandera. Ini hanya akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah."

Starmer mengatakan Israel harus melakukan deeskalasi daripada melancarkan operasi. “Keputusan pemerintah Israel untuk lebih meningkatkan serangannya di Gaza adalah salah, dan kami mendesak mereka untuk segera mempertimbangkannya kembali,” katanya.

Menurutnya, tindakan Israel ini tidak akan mengakhiri konflik ini atau membantu pembebasan para sandera. Ini hanya akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah. “Setiap hari krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dan sandera yang diambil oleh Hamas ditahan dalam kondisi yang mengerikan dan tidak manusiawi.

“Apa yang kita butuhkan adalah gencatan senjata, peningkatan bantuan kemanusiaan, pembebasan semua sandera oleh Hamas dan solusi yang dinegosiasikan. Hamas tidak dapat berperan dalam masa depan Gaza dan harus pergi serta melucuti senjatanya.”

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement