REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kantor berita IRNA, pada Selasa (22/7/2025) melaporkan Iran mengadakan pembicaraan tentang program nuklir dan sanksi Barat dengan Rusia dan China menjelang perundingan dengan negara-negara Eropa di Istanbul. Sejumlah diplomat senior dari ketiga negara itu bertemu di Teheran untuk membahas status perundingan nuklir yang melibatkan Iran, AS dan kekuatan Eropa, menurut laporan itu.
Para delegasi setuju untuk mengadakan pertemuan lanjutkan dalam beberapa minggu ke depan. Sebelumnya pada Ahad, televisi pemerintah Iran mengumumkan bahwa perundingan nuklir dengan Inggris, Prancis, dan Jerman akan dilanjutkan pada Jumat (25/7/2025) di Istanbul, atas permintaan pihak-pihak Eropa yang tercatat dalam kesepakatan nuklir 2015.
Kesepakatan tersebut, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015 ditandatangani antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu AS, Inggris, Prancis, China, dan Rusia—ditambah Jerman. Pada 8 Mei 2018, AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan dan menerapkan kembali sanksi ekonomi yang luas terhadap Iran.
Baru-baru ini, pada 13 Juni, Israel melancarkan kampanye militer kejutan selama 12 hari terhadap Iran yang mengakibatkan ratusan korban jiwa. Gencatan senjata kemudian diumumkan oleh Washington pada 24 Juni, dengan kedua belah pihak mengklaim kemenangan.
Sebelum serangan Israel, Teheran dan Washington terlibat dalam beberapa putaran perundingan tidak langsung mengenai program nuklir Iran.