Ahad 29 Jun 2025 17:24 WIB

Warning para Menteri, Prabowo: Yang tidak Bisa Kerja Cepat Kita Tinggal di Pinggir Jalan

Prabowo mengapresiasi jajaran kabinet yang telah bekerja dengan baik dan cepat.

Presiden Prabowo Subianto meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali International Hospital (BIH) di Sanur, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Rabu (25/6/2025).
Foto: BPMI Setpres
Presiden Prabowo Subianto meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali International Hospital (BIH) di Sanur, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Rabu (25/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG - Presiden RI Prabowo Subianto mengapresiasi jajaran kabinet yang telah bekerja dengan baik dan cepat. Tetapi, Prabowo juga sekaligus mengingatkan bahwa mereka yang tidak mampu mengikuti ritme percepatan akan ditinggalkan di pinggir jalan.

Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya pada peresmian peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), di Karawang, Jawa Barat, Ahad (29/6/2025).

Baca Juga

"Saya terima kasih kepada tim saya, kabinet saya semuanya kerja dengan baik, kerja dengan cepat, yang tidak bisa ikut cepat, kita tinggalkan di pinggir jalan saja," ujar Prabowo.

Presiden Prabowo menegaskan pentingnya percepatan kerja pemerintah, khususnya dalam menjalankan program hilirisasi. Adapun Peresmian peletakan batu pertama proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik tersebut merupakan bagian dari percepatan hilirisasi tersebut.

Presiden menyebut proyek itu sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam menjalin kemitraan strategis dengan pihak luar, khususnya mitra dari China. Menurutnya, proyek tersebut merupakan langkah besar dan terobosan luar biasa dalam pengembangan energi terbarukan dan ramah lingkungan yang menjadi cita-cita global.

Prabowo juga menekankan pentingnya kerja sama internasional di tengah dinamika global. Kepala Negara menegaskan bahwa Indonesia akan terus memilih jalan kerja sama dan kolaborasi serta menjunjung tinggi filosofi perdamaian sebagai dasar pembangunan.

"Indonesia selalu memilih kerja sama, selalu memilih kolaborasi, selalu memilih jalan tengah, selalu memilih persahabatan di atas permusuhan. Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Ini filosofi Tiongkoknya saya ambil alih," ucap Prabowo.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement