REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengumumkan, pihaknya telah mengerahkan rudal hipersonik yang bernama "Fattah-1" atau Fattah dalam gelombang terbaru serangan-balasan terhadap Israel.
IRGC mengeklaim, rudal-rudal tersebut berhasil menembus sistem pertahanan udara entitas zionis tersebut. Sebelumnya, Tel Aviv kerap memggembar-gemborkan kebanggaan akan "Iron Dome" miliknya.
IRGC menyebut, penggunaan rudal hipersonik Fattah menandai "awal dari akhir" sistem pertahanan Iron Dome Israel. Hingga kini, belum ada tanggapan dari pihak militer Israel (IDF) terkait klaim dari Teheran tersebut.
Media Aljazirah merangkum sejumlah fakta penting mengenai Fattah, berikut ini.
Nama Fattah berarti 'Sang Pembuka' dalam bahasa Arab. Nama ini diberikan oleh pemimpin tertingi Iran, Ayatullah Ali Khamenei.
Inilah rudal hipersonik pertama yang dikembangkan oleh Republik Islam Iran.
Beberapa saat sejak peluncuran perdananya pada Juni 2023 di Teheran, para analis media dan komentator Israel telah mendiskusikan kemampuan rudal hipersonik ini.
Menurut Kepala Divisi Dirgantara IRGC Amir Ali Hajizadeh, Fattah adalah sebuah terobosan dalam teknologi rudal Iran. Sebab, misil canggih ini mampu bermanuver di dalam dan luar atmosfer bumi, serta menembus sistem pertahanan rudal mana pun.
“Fattah tidak bisa dihancurkan oleh rudal lain karena gerakannya yang berubah-ubah arah dan ketinggiannya," ujar Ali Hajizadeh dalam acara rilis rudal Fattah di Teheran, Iran, 6 Juni 2023, dikutip Aljazirah.
Jika klaim IRGC ini benar, Fattah menjadi bagian dari upaya Iran untuk menantang dominasi sistem pertahanan udara Israel. Hal itu pun sekaligus memperkuat posisi militernya di kawasan Timur Tengah.
View this post on Instagram