REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China sedang bersiap untuk melakukan evakuasi warganya dari Iran dan Israel pascaaksi saling serang kedua negara tersebut sejak Jumat (13/6/2025). Sebagian warga China telah berhasil dievakuasi dengan aman.
"Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar China serta konsulat terkait sedang bekerja sama dengan departemen terkait untuk sepenuhnya memastikan keselamatan warga negara China di Iran dan Israel, serta segera mengatur proses evakuasi warga negara China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (17/6/2025).
Pada Jumat pagi, angkatan bersenjata Israel (IDF) meluncurkan operasi skala besar yang dijuluki Rising Lion yang ditujukan terhadap sejumlah tokoh penting Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), ilmuwan nuklir hingga fasilitas militer program nuklir yang dimiliki Iran. Iran kemudian meluncurkan Operasi True Promise III dengan tujuan target militer di Israel pada Jumat malam. Kemudian pada Sabtu (14/6/2025) malam, Iran meluncurkan gelombang kedua operasi True Promise III menyasar fasilitas ekonomi dan industri di kota pelabuhan Israel, Haifa.
"Saat ini sebagian warga Tiongkok telah berhasil dievakuasi dengan aman ke negara-negara tetangga," tambah Guo Jiakun.
Warga China yang masih berada di Iran dan Israel juga diimbau untuk menghubungi kedutaan atau konsulat atau menghubungi hotline perlindungan konsuler 12308.
"Setelah pecahnya konflik antara Iran dan Israel, Kementerian Luar Negeri serta kedutaan besar dan konsulat China di Iran dan Israel segera mengaktifkan mekanisme darurat perlindungan konsuler," ungkap Guo Jiakun.
Pemerintah China, ungkap Guo Jiakun, menuntut kedua negara tersebut untuk sungguh-sungguh menjamin keselamatan warga dan institusi China secara tepat waktu mengeluarkan peringatan serta panduan terkait serta terus menjaga komunikasi erat dengan warga serta institusi China di wilayah tersebut.
"Kedutaan dan konsulat juga memberikan panduan tentang langkah-langkah pengamanan dan evakuasi darurat, serta secara aktif memberikan bantuan bagi warga China yang akan dievakuasi," kata Guo Jiakun.
Pada Ahad (15/6/2025), Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan Iran siap menghentikan serangan terhadap Israel jika Tel Aviv juga menghentikan serbuannya terhadap Teheran. Ia juga menyebut Iran merespons insiden tersebut dengan meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen dan mengganti sentrifugal yang rusak dengan model yang lebih canggih.
Sedangkan Presiden AS Donald Trump mengatakan "ada kemungkinan kami bisa terlibat" dalam konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran dan mengaku akan "terbuka" terhadap kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi mediator dalam konflik Israel-Iran.
"Dia sudah siap. Dia menelepon saya untuk membicarakan hal itu. Kami sudah berdiskusi panjang lebar tentang hal itu," kata Trump.
View this post on Instagram