REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta bakal segera mengubah nama Bank DKI dalam waktu dekat. Perubahan nama itu merupakan bagian dari proses rebranding Bank DKI.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan persiapan untuk mengubah nama Bank DKI. Pasalnya, Jakarta nantinya tidak akan lagi menjadi ibu kota negara, sehingga nama DKI tidak lagi relevan untuk digunakan.
"Tentunya (kami) mempersiapkan diri kalau suatu hari Jakarta sudah bukan lagi sebagai ibu kota negara, apakah namanya tetap Bank DKI atau Bank Jakarta atau Bank apa, itu yang akan segera diputuskan," kata dia di kawasan Semanggi, Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Menurut dia, bukan hanya nama yang akan berubah dari Bank DKI. Merek Bank DKI secara keseluruhan juga akan mengalami perubahan. "Termasuk pemilihan branding dan sebagainya akan segera dilakukan," kata dia.
Pramono menambahkan, Bank DKI juga baru melakukan kerja sama kelompok usaha bank (KUB) dengan Bank Maluku Malut beberapa waktu lalu. Kerja sama itu dilakukan untuk meningkatkan modal kerja dari masing-masing perbankan supaya perbankan itu lebih sehat.
"Apalagi seperti diketahui Bank DKI, kami sedang mempersiapkan roadmap untuk melakukan IPO," kata dia.
Ia memastikan, saat ini Bank DKI harus benar-benar dikelola secara profesional. Ia pun ingin bahwa seluruh pihak yang ada di Bank DKI adalah orang-orang yang tahu mengenai perbankan secara detail.
"Maka kenapa kemudian untuk Bank DKI ini saya yakin mudah-mudahan dalam satu tahun ke depan sudah bisa persiapan untuk go public," ujar dia.