REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Ukraina telah meluncurkan apa yang tampaknya menjadi operasi berbasis pesawat nirawak terbesarnya hingga saat ini. Drone Ukraina berhasil menyerang dua pangkalan udara utama Rusia yang menampung pesawat pengebom strategis yang digunakan dalam serangan jarak jauh terhadap kota-kota Ukraina.
Serangan pada 1 Juni 2025, menargetkan Lapangan Udara Olenya dan Belaya yang jauh di dalam wilayah Rusia. Hal itu dikonfirmasi oleh sumber-sumber Ukraina. Menurut informasi yang dirilis oleh pejabat Ukraina, operasi tersebut melibatkan sekelompok pesawat nirawak yang diluncurkan dari jarak jauh dari kendaraan yang ditempatkan di dekat lapangan udara tersebut.
Platform bergerak tersebut dilaporkan diparkir di dekat target, memungkinkan kontrol garis pandang langsung untuk navigasi yang tepat dan serangan terminal. Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengawasi upaya tersebut sebagai bagian dari operasi khusus yang sedang berlangsung dengan nama sandi "Pavutyna" atau "Web" yang ditujukan untuk melemahkan kemampuan serangan jarak jauh Rusia.
"Ini adalah upaya terkoordinasi untuk melenyapkan pesawat musuh yang terus menyerang infrastruktur sipil kami setiap malam," kata seorang pejabat Ukraina yang mengetahui operasi tersebut dikutip dari Defence Blog.
Sumber-sumber Ukraina mengeklaim, serangan pesawat nirawak tersebut merusak atau menghancurkan lebih dari 40 pesawat, termasuk pesawat pengebom Tu-95 dan Tu-22M3, serta sedikitnya satu pesawat peringatan dini udara A-50. Rekaman yang dirilis ke publik memperlihatkan pesawat pengebom Tu-95 yang terbakar di landasan pacu, dengan ledakan sekunder terlihat di beberapa lokasi.
Video sumber terbuka yang direkam oleh penduduk setempat tampaknya mengonfirmasi waktu dan lokasi serangan. Kemudian pada hari itu, saluran pertahanan Ukraina merilis bukti visual tambahan yang memperlihatkan pesawat Rusia yang membara dilalap api.