REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani dekret berisi perintah wajib militer bagi 135 ribu laki-laki Rusia. Mereka yang diwajibkan dalam dekret tersebut berusia antara 18 hingga 30 tahun.
"Mulai 1 Oktober hingga 31 Desember 2025, wajib militerkan 135.000 warga negara Rusia berusia 18 hingga 30 tahun yang tidak termasuk dalam cadangan dan wajib militer," demikian bunyi dekret yang diteken Putin, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Senin (29/9/2025).
Dekret tersebut juga menetapkan pemberhentian dari tugas aktif bagi prajurit, pelaut, sersan, dan pengawas yang masa wajib militernya telah berakhir. Pemerintah Rusia, otoritas regional, dan komisi wajib militer bertugas memastikan pelaksanaan semua langkah wajib militer yang diperlukan.
Rusia memanggil lelaki berusia antara 18 hingga 30 tahun untuk mengikuti wajib militer setiap musim semi dan musim gugur. Para wajib militer diharapkan bertugas selama satu tahun di pangkalan militer di Rusia.
Dekret terbaru yang diteken Putin menjadi pemanggilan atau program wajib militer musim gugur terbesar sejak 2016. Pada musim semi, program wajib militer diikuti 160 ribu orang. Jika ditotal, jumlah peserta wajib militer Rusia pada musim semi dan musim gugur tahun ini menjadi yang tertinggi sejak 2016.
Sejak melancarkan serangan militer skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, Putin telah menempatkan Rusia dalam posisi siap tempur. Dia meningkatkan anggaran militer ke tingkat yang belum pernah terjadi sejak era Uni Soviet.
Putin telah meningkatkan program wajib militer tahunan rata-rata sekitar lima persen setiap tahun sejak 2022. Pada September 2024, ia memerintahkan perluasan militer menjadi 1,5 juta tentara aktif – salah satu yang terbesar di dunia. Putin dinilai sedang berusaha menggemukkan ukuran angkatan darat Rusia.