REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tindakan Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, Hercules Rosario de Marshal, yang mendatangi kediaman mantan Panglima Daerah Militer (Pangdam) Jaya, Sutiyoso, untuk meminta maaf, dinilai sebagai tindakan terpuji dan layak diapresiasi.
Ketua Umum Ikatan Alumni PP Ibadurrahman YLPI Tegallega Sukabumi, Toto Izul Fatah, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Hercules tersebut. Ia menilai bahwa Hercules telah memberikan pesan penting tentang sifat manusia yang tidak luput dari kesalahan.
"Hercules sudah menunjukkan sikap terpuji dengan rela mengubur egonya demi terjaganya silaturahim," ujar Toto kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Toto, yang juga peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, menjelaskan bahwa meminta maaf dan memberi maaf adalah salah satu sikap yang berat dan sulit dilakukan dalam ajaran Islam. Ia menyoroti bahwa tindakan ini semakin langka di tengah masyarakat.
"Salah satu sikap yang mulai mahal dan langka saat ini adalah meminta maaf dan memaafkan. Kalau sholat, haji, dan ibadah ritual lainnya mungkin tidak terlalu banyak kendalanya. Tapi begitu berurusan dengan maaf memaafkan, sulitnya minta ampun. Di situ ada ego kesombongan. Kecuali saat Lebaran saja," ungkapnya.
Toto mengapresiasi langkah Hercules, terlepas dari berbagai isu negatif yang selama ini melekat pada dirinya. Ia menekankan bahwa lebih baik menjadi mantan penjahat daripada mantan orang saleh, merujuk pada sejarah tokoh-tokoh di sekitar Rasulullah SAW yang awalnya adalah pembunuh namun kemudian masuk Islam.
Hercules mengunjungi kediaman Sutiyoso untuk meminta maaf dan mencium tangan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut atas ucapannya yang dinilai tidak pantas terkait ormas dan premanisme.
Toto juga mengapresiasi sikap Sutiyoso yang menerima permintaan maaf Hercules dengan lapang dada.
"Ini momen penting yang memberi banyak pelajaran untuk dicontoh. Hercules minta maaf, Sutiyoso memaafkan," tegasnya.