Sabtu 31 May 2025 14:24 WIB

Mengajak Buah Hati Lihat Hewan Kurban di Pinggir Jalan? Dokter Anak Ingatkan Hal Ini

Tempat penampungan hewan kurban biasanya dibuat di pinggir jalan.

Anak-anak melihat sapi kurban yang dijual di Kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Pedagang mengaku penjualan sapi kurban yang dibanderol Rp21 juta hingga Rp50 juta per ekor tergantung besar dan berat badan itu masih belum mengalami peningkatan signifikan dan cenderung masih relatif sepi pembeli. Menurut pedagang pada tahun lalu, dua pekan menjelang Idul Adha, pedagang berhasil menjual 30 ekor sapi, sementara tahun ini baru terjual 15 ekor. Sapi-sapi tersebut didatangkan dari Semarang, Jawa Tengah, dan Bima, Nusa Tenggara Barat.
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak melihat sapi kurban yang dijual di Kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Pedagang mengaku penjualan sapi kurban yang dibanderol Rp21 juta hingga Rp50 juta per ekor tergantung besar dan berat badan itu masih belum mengalami peningkatan signifikan dan cenderung masih relatif sepi pembeli. Menurut pedagang pada tahun lalu, dua pekan menjelang Idul Adha, pedagang berhasil menjual 30 ekor sapi, sementara tahun ini baru terjual 15 ekor. Sapi-sapi tersebut didatangkan dari Semarang, Jawa Tengah, dan Bima, Nusa Tenggara Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Banyaknya penjual hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha menjadi magnet sekaligus 'wisata dadakan' bagi sebagian orang. Penjualan hewan kurban pun menarik anak-anak untuk melihat secara langsung, khususnya di wilayah perkotaan.

Namun, dokter spesialis anak konsultan respirologi, Nastiti Kaswandani mengingatkan para orang tua untuk membekali anak dengan masker saat hendak melihat tempat penampungan hewan kurban. Langkah itu untuk meminimalkan anak dari risiko gangguan kesehatan.

Baca Juga

"Supaya anak-anak itu tidak terganggu, caranya sebagai orang tua mesti melihat apakah ada bau menyengat, debu yang berterbangan, apakah kotorannya dikelola dengan baik. Kalau tidak, sarannya menggunakan masker," katanya pada Sabtu (31/5/2025).

Dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo Jakarta itu menyampaikan bahwa tempat penampungan hewan kurban biasanya dibuat di pinggir jalan. Tempat penjualan hewan kurban di pinggir jalan yang umumnya tidak terlalu luas digunakan untuk menampung sapi, kambing, dan domba yang didatangkan dari tempat yang jauh.

Selain berdebu, tempat penampungan hewan kurban di pinggir jalan sering kali kurang bersih dan berbau menyengat. Kondisi yang demikian, menurut dokter Nastiti, bisa memicu munculnya masalah kesehatan pada anak-anak yang sudah mengalami gangguan pernafasan seperti asma.

"Masalahnya bukan pada hewan ternaknya, sapi, kambing, atau domba, tapi bagaimana pengelolaannya, harusnya lebih ideal," kata dokter Nastiti, yang juga menjabat sebagai Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Dengan bekal masker, anak-anak bisa lebih terlindung dari risiko gangguan pernafasan dan alergi saat mengamati hewan ternak sambil belajar tentang pelaksanaan ibadah kurban menjelang Hari Raya Idul Adha.

Dokter Nastiti mengemukakan, orang tua juga bisa memanfaatkan kunjungan ke tempat penampungan hewan kurban untuk memberi tahu anak mengenai pentingnya kebersihan dan perawatan kesehatan hewan ternak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement