Jumat 30 May 2025 07:45 WIB

Gencatan Senjata Masih Alot, Ini Beda Proposal Hamas dan Israel

Pihak AS tampaknya memberikan dua proposal berbeda.

Arbel Yehoud (29 tahun) yang disandera di Gaza dikawal oleh pejuang Hamas dan Jihad Islam saat dia dibebaskan di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis. 30 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Arbel Yehoud (29 tahun) yang disandera di Gaza dikawal oleh pejuang Hamas dan Jihad Islam saat dia dibebaskan di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis. 30 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Pihak Amerika Serikat menyatakan telah mendapatkan persetujuan dari pihak Israel atas proposal gencatan suara terbaru. Kendati demikian, kelompok Hamas menyatakan ada sejumlah perbedaan antara proposal tersebut yang mereka lihat sebelumnya.

Pemerintah Israel telah menyetujui usulan utusan AS Steve Witkoff untuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza, sementara Hamas saat ini sedang mempelajari usulan tersebut. Media Israel melaporkan bahwa proposal baru ini lebih bias terhadap Tel Aviv dibandingkan proposal sebelumnya. 

Baca Juga

Aljazirah telah melansir informasi rinci tentang proposal baru Amerika. Pihak Hamas juga sebelumnya telah membagi proposal yang mereka terima. Berikut perbedaannya dengan dokumen kesepakatan awal yang diperoleh Republika.

Durasi Gencatan Senjata

Dalam proposal baru, gencatan senjata berlangsung selama 60 hari. Presiden AS Donald Trump menjamin komitmen Israel terhadap gencatan senjata untuk jangka waktu yang disepakati. Sementara dalam proposal awal yang disampaikan Hamas, gencatan senjata harus dijamin berlangsung secara permanen.

Pembebasan Sandera

Dalam proposal awal, Hamas menyepakati 10 sandera yang masih hidup dan 16 jenazah sandera akan diserahkan. Dalam proposal baru, 10 sandera Israel yang masih hidup dan 18 sandera yang telah meninggal, dari daftar "58 sandera" yang dijadwalkan akan dibebaskan pada hari pertama dan ketujuh.

Separuh dari sandera yang masih hidup dan yang telah meninggal (5 masih hidup dan 9 meninggal) akan dibebaskan pada hari pertama perjanjian. Separuh sandera yang tersisa (5 masih hidup dan 9 meninggal) akan dibebaskan pada hari ketujuh. 

Bantuan Kemanusiaan

Daa proposal yang disepakati Hamas, bantuan harus masuk tanpa batasan sesuai kesepakatan pada 17 Januari 2025 lalu. Dalam proposal baru, bantuan akan dikirim ke Gaza segera setelah Hamas menerima perjanjian gencatan senjata. Setiap kesepakatan yang dicapai mengenai bantuan kepada penduduk sipil akan dihormati selama jangka waktu perjanjian tersebut. Bantuan akan didistribusikan melalui saluran yang disepakati, termasuk PBB dan Bulan Sabit Merah.

Penghentian Serangan Udara

Dalam proposal yang disepakati Hamas, seluruh aktivitas penerbangan Israel di atas Gaza harus dihentikan selama 60 hari pertama gencatan senjata. Sedangkan dalam proposal baru, wilayah udara (militer dan pengintaian) di Jalur Gaza hanya ditangguhkan selama 10 jam per hari, atau 12 jam per hari selama masa pertukaran tahanan dan orang hilang. 

Penarikan Pasukan Israel 

Hamas menyepakati proposal awal yang menyatakan seluruh pasukan Israel akan ditarik dari Gaza sebelum sandera dibebaskan. Sedangkan dalam proposal baru, ini dilakukan pada hari pertama, setelah pembebasan tahanan Israel (5 hidup dan 9 tewas). Pasukan Israel juga masih akan ditempatkan di bagian utara Jalur Gaza dan di koridor Netzarim, berdasarkan peta yang disepakati. 

Pada hari ketujuh, setelah pembebasan para tahanan Israel (5 hidup dan 9 tewas), pemindahan pasukan akan dilakukan di bagian selatan Jalur Gaza sesuai dengan Pasal III tentang bantuan kemanusiaan, berdasarkan peta yang telah disepakati. Tim teknis akan bekerja untuk menentukan batas akhir penempatan kembali selama negosiasi jarak dekat.

Pemerintahan setelah gencatan

Dalam proposal awal yang disepakati Hamas, pengelolaan Gaza setelah perang akan dilakukan pihak independen Palestina yang terdiri dari para teknokrat. Mereka juga akan mengawasi rekonstruksi Gaza. Sementara dalam proposal baru, disebut akan dilakukan “pengaturan keamanan jangka panjang” yang memungkinkan Israel tetap mengendalikan keamanan di Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement