REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Direktur Jenderal Bandara Internasional Sanaa, Khaled Al-Shaif, membenarkan bahwa agresi terbaru Israel yang menargetkan bandara tersebut pada Rabu menghancurkan pesawat pengangkut jamaah haji. Pemboman itu menghalangi 800 jamaah asal Yaman untuk menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi.
Pemboman itu juga menghalangi ribuan pasien yang sedang menunggu perjalanan untuk berobat ke luar negeri. Berbicara pada konferensi pers, pemerintah di Sanaa mengecam keras penargetan bandara oleh pesawat tempur Israel. Mereka encatat bahwa serangan itu terjadi ketika sekelompok jamaah sedang bersiap untuk berangkat.
Serangan tersebut digambarkan sebagai “pelanggaran berat dan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsipnya.” Almayadeen melansir, Al-Shaif menyatakan bahwa satu-satunya pesawat Yemenia Airways yang tersisa, yang mengoperasikan tiga penerbangan sehari, hancur total dalam serangan tersebut, yang mengakibatkan penutupan total lalu lintas udara di bandara.
Dia menambahkan bahwa serangan terbaru ini menjadikan jumlah total pesawat sipil yang hancur di Bandara Internasional Sanaa menjadi delapan sejak awal agresi Israel di Yaman. Pemerintah di Sanaa meminta PBB, Dewan Keamanan PBB, dan semua organisasi internasional terkait bertanggung jawab penuh atas serangan berulang-ulang Israel terhadap bandara dan infrastruktur sipil lainnya.
Mereka menyerukan posisi internasional yang jelas dan tegas untuk mengutuk apa yang mereka gambarkan sebagai “kejahatan tercela,” dan menegaskan kembali bahwa Yaman memiliki hak yang sah untuk membela rakyat dan wilayahnya dari segala agresi eksternal yang melanggar kedaulatannya.
Agresi Israel yang baru terjadi tak lama setelah Bandara Sanaa dibuka kembali untuk perjalanan sipil terbatas, dan fasilitas tersebut telah kembali beroperasi dengan empat penerbangan antara Sanaa dan ibu kota Yordania, Amman, setelah perbaikan besar-besaran.
Pada 6 Mei, pesawat Israel melancarkan 30 serangan udara langsung di bandara tersebut, menyebabkan kerusakan besar pada pesawat sipil, terminal, dan infrastruktur utama, termasuk landasan pacu utama dan sekunder. Serangan udara terbaru ini lebih lanjut menggambarkan berlanjutnya penargetan bandara sipil dan dampak yang lebih luas dari agresi “Israel” terhadap penduduk Yaman.
Pola serangan berulang terhadap pusat transportasi penting menimbulkan kekhawatiran serius mengenai keselamatan perjalanan udara sipil dan gangguan yang disengaja terhadap rute kemanusiaan dan ekonomi. Ketika “Israel” memperluas agresinya di berbagai bidang, termasuk Yaman, meningkatnya kembali serangan terhadap Bandara Internasional Sanaa menggarisbawahi rapuhnya setiap upaya untuk memulihkan layanan dasar di negara tersebut.