REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menanggapi penembakan jajarannya di Teluk Bintuni, Papua barat, Ahad (27/4/2025). Penembakan tersebut diduga Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM Komnas HAM Anis Hidayah mengatakan, Komnas HAM telah berkoordinasi dengan Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Ramandey yang menjadi korban dari insiden penembakan itu.
"Kami tentu menyayangkan peristiwa itu terjadi," ucap dia seperti dinukil dari Antara, Senin (28/4/2025).
"Kemarin kami langsung melakukan koordinasi dengan Pak Frits dan Pak Frits sudah dievakuasi di tempat yang aman, kemudian juga akan melanjutkan evakuasi dan perjalanan kembali ke Jayapura," tambah Anis.

Anis mengatakan, Komnas HAM terus mendorong semua pihak untuk menggunakan pendekatan kekerasan dalam situasi apa pun, terutama dalam menanggapi situasi yang terjadi di Papua. Dia pun mendorong aparat penegak hukum untuk bekerja lebih efektif dalam menindaklanjuti kasus-kasus pelanggaran hak asasi yang terjadi di Papua.
"Karena kita semua menginginkan agar tanah yang damai itu terjadi di Papua, sebagaimana cita-cita kita bersama," kata Anis.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey menjeaskan, dia bersama rombongan ditembak OPM saat mencari Kasat Reskrim Polres Bintuni, Iptu Tomi Marbun. Iptu Tomi dikabarkan hilang di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Komnas HAM punya kepentingan hadir pastikan proses pencarian penuhi standar serta berikan kepastian hilangnya Tomi Marbun,” katanya.
Frits mengatakan, sebagai Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, dia dilibatkan dalam tim untuk mencari Iptu Tomi Marbun yang hilang selama empat bulan itu. Pascapenembakan, Frits dan tim langsung dievakuasi ke lokasi yang aman, yakni di Distrik Moskona.