REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta memberlakukan menggratiskan tarif angkutan umum pada momen peringatan Hari Angkutan Nasional, Rabu (24/4/2025). Seluruh masyarakat bisa naik transportasi umum yang dikelola Pemprov Jakarta hanya dengan membayar Rp 1.
Mengutip akun Instagram Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta, @dishubdkijakarta, tarif gratis ini berlaku untuk pengguna layanan Transjakarta, MRT, dan LRT Jakarta. Tarif khusus itu berlaku untuk seluruh masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki.
Adapun metode pembayaran yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan kartu uang elektronik dan aplikasi Jaklingko. Sementara minimal saldo yang harus dimiliki adalah Rp 1 (untuk Transjakarta dan LRT Jakarta) dan Rp 14 ribu (untuk MRT Jakarta).
Meski gratis, pelanggan Transjakarta, MRT, dan LRT Jakarta akan dikenakan tarif Rp 1 per perjalanan. Hal itu dimaksudkan untuk melakukan perekaman pelanggan.
Sebelumnya, Pemprov Jakarta juga telah menggratiskan masyarakat untuk naik Transjakarta, MRT, dan LRT Jakarta, pada momen peringatan Hari Kartini, Senin (21/4/2025). Namun, ketika itu tarif gratis hanya berlaku untuk perempuan.
"Nanti pada tanggal 24 (April), kami juga akan menggratiskan seluruh angkutan umum. Kali ini bukan hanya untuk perempuan, tapi juga untuk laki-laki. Seluruh angkutan umum baik LRT (Jakarta), MRT, Transjakarta, gratis," kata Gubernur Jakarta Pramono Anung, Senin.
Ia menambahkan, Pemprov Jakarta tidak hanya akan menggratiskan transportasi umum pada momen peringatan Hari Kartini dan Hari Angkutan Nasional. Ke depan, pada momen lainnya, Pemprov Jakarta juga akan kembali menggratiskan layanan transportasi umum untuk masyarakat.
"Jadi bukan hanya yang Kartini aja, nanti mungkin event lain akan kami lakukan, termasuk HUT DKI pada bulan Juni, kami akan lakukan (gratiskan transportasi umum)," kata dia.
Ia berharap, program itu dapat mengubah kebiasaan masyarakat yang sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi bisa beralih menggunakan transportasi umum. Menurut dia, masalah kemacetan akan bisa diatasi apabila masyarakat sadar untuk menggunakan transportasi umum.
"Kami tahu bahwa salah satu persoalan di Jakarta adalah kemacetan, dan kemacetan itu bisa dilakukan, diatasi, kalau kemudian habit masyarakat yang dulunya menggunakan transportasi pribadi, karena transportasi publik atau umumnya sudah menjadi lebih baik, maka mereka bersedia untuk berubah di transportasi umum," ujar Pramono.