REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan meninggalkan Amerika Serikat (AS) dari pangkalan udara Andrew di dekat Washington, DC pada Rabu (9/4/2025). Dilaporkan Times of Israel, Selasa (8/4/2025), Netanyahu meninggalkan AS dengan kekecewaan usai membahas beragam isu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih.
Netanyahu dilaporkan kecewa karena Trump menolak untuk mencabut tarif terhadap Israel. Selain itu, Trump pun mengumumkan kepada wartawan di Ruang Oval, bahwa AS akan segera menggelar pembicaraan langsung Iran terkait program nuklir.
Saat berbicara di Ruang Oval, Netanyahu mengatakan dia akan mencari cara untuk menghilangkan penghalang perdagangan antara Israel dan AS. Ia pun menegaskan, Israel tidak akan membalas kebijakan tarif 17 persen yang diterapkan Trump terhadap negaranya.
"Kami akan menghilangkan penghalang perdagangan, serangkaian penghalang perdagangan yang tidak diperlukan," kata Netanyahu dikutip ABC News.
Pada 2024, neraca perdagangan AS diefisit terhadap Israel sebesar 12,3 miliar dolar AS. Saat ditanya apakan pemerintahannya akan menyetop sementara kebijakan tarif sementara bernegosiasi dengan Israel, Trump mengatakan tengah mencari 'kesepakatan adil' untuk AS.
"Kami tidak (menyetop tarif). Kami menerima, banyak-banyak negara yang datang kepada kami meminta negosiasi (tarif) dengan kami dan itu akan menjadi kesepakatan yang adil," kata Trump.
"Dalam kasus tertentu mereka akan membayar tarif secara substansial. Akan menjadi kesepakatan yang adil. Kami selama ini telah dirampok oleh banyak negara selama bertahun-tahun, dan sekarang tidak bisa lagi."
Pada Selasa lalu, Israel sudah memutuskan menghapus kebijakan tarif terhadap barang-barang yang diimpor dari AS. Kedua negara menandatangani kesepakatan perdagangan bebas 40 tahun lalu dan sekitar 98 persen barang-barang dari AS saat ini bebas bea masuk ke Israel.
