Senin 07 Apr 2025 20:18 WIB

Miliarder Pendukung Trump Akui Kebijakan Tarif Bisa Jadi 'Senjata Makan Tuan' Buat AS

Trump mempertahankan kebijakan tarifnya dan sebut itu sebagai obat.

Presiden Donald Trump berbicara dalam acara pengumuman tarif baru di Rose Garden Gedung Putih, Rabu, 2 April 2025, di Washington. (
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Donald Trump berbicara dalam acara pengumuman tarif baru di Rose Garden Gedung Putih, Rabu, 2 April 2025, di Washington. (

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang miliarder pendukung Donald Trump mendesak presiden AS untuk menghentikan tarif perdagangan yang baru-baru ini diumumkan. Sang miliarder memperingatkan risiko 'economic nuclear winter' atau bencana ekonomi yang ditimbulkan sendiri.

Dalam unggahannya di X pada Ahad (6/4/2025) waktu setempat, Bill Ackman mengakui tentang argumen Trump bahwa sistem perdagangan global telah 'merugikan' AS.

Baca Juga

Namun, ia menulis, tarif yang diberlakukan Trump besar-besaran dan tidak proporsional. Tarif Trump tidak membedakan antara teman dan musuh Amerika.

"Dunia menghadapi 'economic nuclear winter' jika Presiden Trump tidak segera menghentikan tarif timbal baliknya yang luas," ujarnya dilansir BBC.

Di tengah gejolak pasar, manajer dana lindung nilai Bill Ackman mengatakan presiden memiliki waktu tiga bulan untuk mengizinkan negara-negara merundingkan kembali hubungan perdagangan mereka dengan AS.

Ackman merupakan miliarder pendiri perusahaan manajemen dana lindung nilai Pershing Square. Ia menjadi pendukung Trump yang menonjol, seorang Republikan, pada bulan Juli 2024.

 

Pada Senin, peringatan Ackman digaungkan oleh tokoh Wall Street terkemuka lainnya. JPMorgan Chase Jamie Dimon mengatakan bahwa tarif Trump berisiko menaikkan harga barang bagi warga Amerika.

Meskipun ada gelombang kejutan, presiden Amerika telah membela pajak impor barunya."Kadang-kadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu," kata Trump. 

Ia mengatakan langkah tersebut akan meningkatkan negaranya dengan lapangan kerja dan investasi baru. Tetapi para ekonom memperingatkan bahwa harga-harga barang buat warga Amerika dapat naik dan memicu perang dagang.

Harga saham di Eropa dan Asia terus anjlok pada hari Senin, karena pasar bereaksi terhadap tarif global yang diumumkan oleh Trump pekan lalu.

Dalam pengumumannya minggu lalu, Trump mengumumkan tarif dasar 10% untuk impor ke AS, dengan tarif yang lebih tinggi hingga 50% yang akan diberlakukan oleh puluhan negara lain - termasuk sejumlah pusat manufaktur penting di Asia.

Banyak negara telah berjanji untuk menanggapi, dan Tiongkok telah membalas dengan tarif baru atas barang-barang yang diimpor dari AS.

photo
Infografis kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump. - (Infografis Republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement