REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia secara konsisten menjalin konsultasi dengan Iran, termasuk terkait isu program nuklir negara tersebut, dan kontak rutin dijadwalkan akan berlangsung dalam waktu dekat, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Senin (7/4).
"Kami terus berkonsultasi dengan mitra kami di Iran, termasuk soal kesepakatan nuklir. Kami senantiasa menjalin komunikasi dan berkonsultasi mengenai isu ini. Proses tersebut akan terus berlanjut, termasuk dalam waktu dekat," kata Peskov kepada para wartawan.
Ia menambahkan bahwa Rusia siap melakukan segala upaya untuk membantu menyelesaikan isu nuklir Iran melalui jalur diplomatik.
Sebelumnya pada hari yang sama, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ismail Baghaei menyatakan bahwa Rusia, China, dan Iran akan menggelar pembicaraan di Moskow pada 7–8 April guna membahas "berbagai aspek" dari kesepakatan nuklir Iran.
Namun, Peskov menolak memberikan komentar mengenai siapa saja yang akan hadir dalam pertemuan tersebut.
"Dalam hal ini, saya sarankan Anda menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia," ujar Peskov saat ditanya tentang perwakilan dari ketiga negara dalam pembicaraan mendatang.
Pada 2015, Iran menandatangani kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat, China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris, dan Uni Eropa, yang mengharuskan Teheran untuk mengurangi program nuklir sebagai imbalan atas pencabutan sanksi ekonomi.
Namun, Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan itu pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump di tahun 2018 dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran, yang menyebabkan kesepakatan tersebut runtuh.
Sebagai respons, Iran mengumumkan pengurangan komitmennya, termasuk mencabut pembatasan terhadap riset nuklir dan tingkat pengayaan uranium.