REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jakarta Pramono Anung melakukan kegiatan Safari Ramadhan di Masjid Jami Tangkuban Perahu, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2025). Kegiatan itu juga dihadiri oleh gubernur Jakarta periode 2007-2012 Fauzi Bowo atau Foke.
Dalam kegiatan itu, Pramono juga memamerkan sejumlah janji yang dibuatnya selama kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 telah direalisasikan dalam waktu sebulan menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Ia juga akan terus merealisasikan janji lain yang dibuatnya selama kampanye.
"Tadi Bang Foke menyampaikan jangan semuanya dipenuhi janji. Saya dalam berkampanye kemarin, bersosialisasi, saya tidak pernah menjanjikan sesuatu yang bersifat fisik. Yang saya janjikan adalah memperbaiki kehidupan, kesejahteraan masyarakat, umat, termasuk pendidikannya," kata dia, Jumat sore.
Ia lantas menyebutkan beberapa janji yang sudah bisa direalisasikannya selama menjadi Gubernur Jakarta. Pertama adalah menyelsaikan masalah warga Kampung Bayam yang ingin tinggal di Kampung Susun Bayam (KSB) usai terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Diketahui, Pramono telah menyerahkan kunci unit KSB kepada 33 kepala keluarga (KK) warga Kampung Bayam pada 6 Maret 2025. Rencananya, 33 KK warga Kampung Bayam itu akan mulai bisa tinggal di KSB menjelang Lebaran 1446 H.
Selain itu, Pramono juga memamerkan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah memulihkan data penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP), yang namanya sempat dicoret sebagai penerima KJP oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono. Penerima KJP yang jumlahnya sekitar 523.622 pada pencairan tahap II 2024, telah ditambah menjadi 707.622 penerima KJP pada pencairan tahap 1 2025.
"Termasuk di dalamnya adalah KJMU, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul, yang berjumlah 15 ribu dan insyaallah akan kami naikkan menjadi 20 ribu," ujar Pramono.
Menurut dia, program itu akan sangat berguna bagi warga kurang mampu untuk menyekolahkan anaknya hingga jenjang pendidikan tinggi. Bukan hanya sampai menjadi S1, KJMU disebut bisa menanggung pendidikan hingga S3. Syaratnya, anak-anak itu harus bisa mempertahankan indeks prestasi kumulatif (IPK) selama belajar di perguruan tinggi. Ia menilai, hanya dengan cara memberikan beasiswa, seluruh warga Jakarta akan mempunyai kesempatan yang sama hingga meraih gelar S3.
"Kalau anak ini memang pintar, maka yang dilihat dan dicek hanya IPK-nya saja. Kenapa ini saya lakukan? Karena saya terus terang, saya dan keluarga yang sederhana, bapak saya guru, kalau tanpa bantuan beasiswa, saya enggak mungkin sampai bisa menyelesaikan S3 saya," kata Pramono.
Tak hanya itu, Pramono mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan dinas terkait memutihkan tunggakan peserta didik agar bisa mengambil ijazah mereka yang ditahan sekolah. Menurut dia, Pemprov Jakarta memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah itu.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook