Selasa 07 Jan 2025 12:25 WIB

Keanggotaan Indonesia, dan Posisi BRICS di Tengah Bayang-Bayang Sanksi Donald Trump

Trump mengingatkan anggota BRICS agar tidak buat mata uang saingan dolar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden terpilih AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Presiden terpilih AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah secara resmi gabung dalam keanggotaan penuh BRICS yang di antaranya digawangi oleh Rusia dan China. Status keanggotaan penuh tersebut disampaikan oleh Brasil yang kini memegang kursi keketuaan BRICS.

Keanggootaan ini menjawab beragam spekulasi sebelumnya yang menyebut Indonesia hanya menjadi negara pemantau. Status ini juga dianggap sebagai wujud keterlibatan aktif RI di dalam BRICS.

Baca Juga

"Keanggotaan ini merupakan hasil dari keterlibatan aktif Indonesia dengan BRICS selama beberapa tahun terakhir, termasuk saat menghadiri KTT BRICS di Johannesburg pada 2023 di bawah Keketuaan Afrika Selatan, dan KTT Kazan 2024 di bawah Keketuaan Rusia," ungkap Kemlu RI dalam keterangannya, Senin (6/1/2025).

Status keanggotaan RI ke dalam BRICS dibayang-bayangi oleh sikap AS di bawah Presiden terilih AS Donald Trump yang cenderung memandang negatif organisasi tersebut.

Apalagi belakangan Trump sempat mengancam BRICS yang mewacanakan untuk membuat mata uang tandingan buat menggantikan dolar AS. Trump mengancam akan mengenakan sanksi pengenaan tarif 100 persen organisasi yang terdiri dari sembilan negara itu (Indonesia belum masuk).

"Gagasan bahwa Negara-negara BRICS tengah berupaya menjauh dari Dolar sementara kita berdiam diri dan menonton sudah berakhir," tulis Trump di media sosial pada Desember 2024 lalu. 

Trump pun menuntut komitmen dari negara-negara BRICS bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar AS yang perkasa.

"Atau mereka akan menghadapi tarif 100% dan harus mengucapkan selamat tinggal pada penjualan ke ekonomi AS yang luar biasa," tulis Trump di platform media sosialnya Truth Social.

Wacana untuk membuat mata uang baru telah disampaikan oleh

politisi di Brasil dan Rusia untuk mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan global.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement