REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Para siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 Kabupaten Bogor yang terketak di Sentra Terpadu Inten Soewono (STIS) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ternyata tak harus pintar secara akademik. Mereka dapat mengembangkan diri sesuai minat dan bakatnya.
Kepala SRMP 10 STIS Cibinong Fitri Puspitasari menjelaskan, para siswa tak harus mendapat nilai bagus untuk pelajaran matematika. Tetapi, mereka bisa menggali potensi diri semaksimal mungkin.
"Kalau analoginya kita tidak akan mengajarkan burung untuk berenang. Kita buat burung itu bisa terbang lebih tinggi, kalau misal dia ikan kita ajarkan jadi perenang hebat," kata Fitri kepada Republika.co.id di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (15/7/2025).
Dia menerangkan, para siswa SRMP 10 wajib menjalani rangkaian proses panjang sebelum memulai pendidikan. Salah satunya mereka mengikuti talent DNA guna menelusuri minat dan bakatnya. "Kita tidak paksakan semua anak pintar di akademik, makanya ada talent DNA itu kami ingin tahu minat dan bakatnya dimana," ujar Fitri.
Dia menjamin, SRMP 10 bakal memfasilitasi minat dan bakat para siswa. Fitri tak mempersoalkan kalau ada siswa yang kesulitan meraih nilai maksimal dalam salah satu mata pelajaran. Pasalnya, mereka bisa saja lebin baik di mata pelajaran atau kegiatan lain.
"Kita fasilitasi minat dan bakatnya. Anak nggak berbakat MTK, misal dia berbakat jadi seorang animator kita kembangkan disitu. Kita tidak paksakan dia nilai MTK harus 90, bisa stres. Karena kalau melihatnya base on kelemahan tanpa lihat potensi maka nggak akan dapat apa-apa, cuma capek saja," ucap Fitri.