REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada pepatah menyatakan 'belajar lah sampai ke negeri China'. Pepatah itu menekankan pentingnya meneruskan pendidikan hingga jenjang tertinggi.
Hal itulah yang menjadi harapan Aulia saat terpilih menjadi siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 Kabupaten Bogor yang terletak di Sentra Terpadu Inten Soewono (STIS) Cibinong. Aulia menceritakan mulanya ada petugas yang mengaku dari Kementerian Sosial (Kemensos) datang ke rumahnya di Tanah Sareal, Kota Bogor. Petugas itu menawarkan kesempatan kepada Aulia untuk sekolah di SRMP.
Aulia menangkap kesempatan itu. Kedua orang tua Aulia pun meridhoi anaknya menggapai mimpi lewat pendidikan. "Tadinya ada yang ke rumah dari Kemensos terus didaftarin. Orang tua setuju jadi saya bisa sekolah di sini," kata Aulia kepada Republika, di Cibinong, Selasa (15/7/2025).
Aulia menceritakan ayahnya biasa bekerja sebagai sopir. Tapi ayah Aulia belakangan menderita strok hingga kesulitan memenuhi kebutuhan pendidikan Aulia dan kakaknya yang masih duduk di kelas dua SMK. Ibu Aulia pun hanya ibu rumah tangga yang kadang mendapat upah dari orderan cuci baju. Sehingga Aulia merasa senang dengan kehadiran SRMP.
"Senang di sini, bisa sekolah gratis, dapat makan, dan sekarang sudah punya teman baru," ujar Aulia yang duduk di bangku kelas 1 jenjang menengah pertama.
Selama dua hari di SRMP, Aulia mengaku sudah mengenal lingkungannya lewat masa pengenalan lingkungan satuan pendidikan (MPLS). "Saya enggak mau putus sekolah, nggak mau nyusahin bapak juga, jadi alhamdulilah ada sekolah di sini gratis," ujar Aulia.
Sementara itu, Kepala SRMP 10, Fitri Puspitasari memastikan 100 siswa di SRMP benar-benar layak mendapat pendidikan gratis. Mereka sudah melalui proses asesmen guna menentukan kelayakannya.
"Mereka para siswa diasesmen dulu, dipastikan benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu, untuk bisa sekolah di sini," ucap Fitri.