REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Para siswa Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor yang terketak di Sentra Terpadu Inten Soewono (STIS) Cibinong memulai kegiatan dengan aktivitas keagamaan. Hal ini sebagian bagian masa pengenalan lingkungan satuan pendidikan (MPLS) yang tengah mereka jalani.
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10, Fitri menyebut ada 100 siswa yang diasuhnya dimana 85 diantaranya merupakan warga kota bogor dan 15 dari Kabupaten bogor. Di hari pertama MPLS pada Senin (14/7), siswa mengikuti tes kesehatan, tes kebugaran jasmani, talent DNA, pengenalan learning management system (LMS), dan cara presensi.
"Hari ini mereka aktivitas dari jam 4 pagi, shalat tahajud, pembacaan ayat Alquran, shalat Subuh, kultum, olahraga pagi dengan berkeliling perkenalan ruangan," kata Fitri saat ditemui Republika di kantornya pada Selasa (15/7/2025).
Kemudian, para siswa sarapan dan mandi sebelum mengikuti kegiatan perkenalan dengan para guru dan seluruh pegawai di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10. Pada hari kedua ini, para siswa melakukan kegiatan kekompakan kelompok agar semakin akrab.
"Team building supaya mereka kompak karena kebanyakan mereka nggak saling kenal. Ke depannya kalau sudah kompak kan enak," ujar Fitri.
Selama mengikuti sekolah disana, para siswa memperoleh jatah makan tiga kali sehari. Fitri menyebut para siswa senang karena makanannya lebih lengkap dari yang mereka biasa konsumsi di rumah.

"Mereka dapat makan tiga kali sehari, lengkap gizinya," ujar Fitri.
Tercatat di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor dilengkapi empat ruang kelas, tiga asrama terpisah antara siswa dan siswi, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, laboratorium IPA, masjid, lapangan futsal, perpustakaan, UKS, ruang BK, dan ruang OSIS.
"Mereka (siswa) senang disini karena katanya lapangan futsalnya bagus, mereka kemarin main (futsal) terus," ujar Fitri.
Diketahui, total terdapat 100 titik lokasi rintisan Sekolah Rakyat yang mulai beroperasi di seluruh Indonesia pada Tahun Ajaran 2025/2026.
Sekolah Rakyat digagas oleh Presiden Prabowo Subianto guna menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, mengacu pada Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Program ini dinilai langkah strategis pemerintah demi menyetop rantai kemiskinan lewat pendidikan. Sekolah dengan konsep berasrama ini bersifat gratis, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.
Seluruh siswa bakal mengikuti pelajaran formal di siang hari, dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari. Nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup menjadi bagian penting dari kurikulum.
Sistem pembelajaran yang digunakan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 mengadopsi fitur Learning Management System dan mengintegrasikannya dengan modul pembelajaran digital.