Senin 06 Jan 2025 14:35 WIB

Kapolda Banten Jelaskan Kronologi Tarik-menarik dan Penembakan di Tol Tangerang

Mobil dijual kepada Sertu AA yang merupakan anggota TNI AL dengan harga Rp 40 juta.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto di Markas Koarmada TNI AL, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).
Foto: Antara/Irfansyah Nasution
Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto di Markas Koarmada TNI AL, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Banten Irjen Suyudi Ario Seto menjelaskan, kronologi penembakan di Tol Tangerang-Merak, Kabupaten Tangerang pada pekan lalu, yang melibatkan personel TNI AL hingga menyebabkan seseorang korban meninggal dunia. Menurut dia, insiden itu terkait mobil sewaan yang bermasalah.

"Terjadi upaya perampasan dan pengambilalihan dari pihak rental, tapi karena ada situasi tarik-menarik di sana, sehingga terjadi penembakan," kata Suyudi saat konferensi pers di Markas Koarmada TNI AL, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).

Baca Juga

Menurut dia, kasus itu bermula ketika kasus penggelapan sesuai dengan Pasal 372 KUHP, terhadap sebuah mobil yang disewa. Dari serangkaian pemindahtanganan mobil yang disewa, kata Suyudi, kemudian berakhir pada kasus penembakan oleh anggota TNI AL, setelah ada upaya pencarian mobil tersebut oleh penyedia sewa mobil.

"Kasus itu bermula dari penyewaan sebuah mobil berjenis Honda Brio dengan nomor polisi B 2694 KZO yang disewakan oleh warga Pandeglang berinisial AS kepada seorang berinisial IH yang kini berstatus DPO," kata mantan wakapolda Metro Jaya tersebut.

Menurut Suyudi, IH pun menyiapkan identitas palsu ketika menyewa mobil tersebut, yakni dengan memberikan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) palsu kepada AS. Berikutnya, dari rangkaian pemindahtanganan dari IH, mobil tersebut akhirnya dijual kepada Sertu AA yang merupakan anggota TNI AL dengan harga Rp 40 juta.

Suyudi menjelaskan, di mobil tersebut sudah dipasang tiga GPS atau alat pelacak oleh penyedia sewa. Namun, ketika berada di tangan anggota TNI AL itu, dua GPS sudah dilepas dan tersisa hanya satu GPS yang masih aktif.

Karena hal itulah, sambung dia, pemilik mobil yang merupakan penyedia sewa lalu melakukan pencarian mobil itu secara mandiri dengan bermodal satu GPS yang masih aktif. Suyudi mengakui, penyedia sewa atas nama Agam sempat melaporkan ke polisi atas dugaan penggelapan mobil itu, tetapi tidak direspons dengan baik.

Setelah melakukan pencarian, kata dia, pemilik mobil itu menemukan mobil tersebut di Rest Area Kilometer 45 Tol Tangerang-Merak. Kemudian di lokasi itu terjadi aksi penembakan saat ada upaya pengambilan mobil tersebut. "Saksi-saksi yang kita periksa ada 13 orang, baik saksi-saksi yang ada di TKP, maupun saksi penangkap," kata Suyudi.

Sementara itu, Panglima Koarmada TNI AL Laksdya Denih Hendrata mengatakan, informasi awal, dirinya menerima laporan, ada tiga anggotanya mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang di Rest Area Kilometer 45 Tol Tangerang-Merak. Ketiganya berinisial Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA.

Insiden itu, menurut informasi yang diterima, berawal dari permasalahan pembelian mobil. Namun, Denih mengakui, salah satu anggotanya melakukan penembakan hingga mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu orang luka-luka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement