REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyinggung perlunya ketegasan seorang pemimpin terkait upaya penyelesaian masalah perempuan dan anak. Ketegasan ini wajib dimiliki oleh pemimpin laki-laki dan perempuan.
"Ketegasan seorang pemimpin, contohnya seorang kepala desa ketika menerapkan peraturan, sangat mudah sebetulnya. Tidak harus (pemimpin) perempuan, tetapi pemimpin yang punya komitmen terhadap pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat," kata Arifah dalam Forum Merdeka Barat 9 bertajuk Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta pada Senin (16/12/2024).
Arifah mendukung sikap Syarifah selaku Kepala Desa Pulau Sewangi, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Syarifah mengungkap pada Menteri PPPA soal sikapnya yang menolak warga desa yang hendak menikahkan anaknya yang masih berusia 18 tahun.
"Oh tidak bisa, di desa kita, menikah minimal usia 19 tahun. Kalau bersikeras menikahkan anaknya, saya siapkan surat pengantar untuk ibu pindah ke desa sebelah (yang membolehkan menikah usia anak)," ujar Arifah saat menirukan ucapan Syarifah.
Berkat ketegasan itu, angka perkawinan anak di Desa Pulau Sewangi, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan mencapai nol persen. Sehingga Desa Pulau Sewangi menjadi satu dari enam desa yang dipilih menjadi proyek percontohan program Ruang Bersama Indonesia (RBI).
Lima desa/kampung lainnya ialah Kampung Jimpitan, Kelurahan Batujaya, Kota Tangerang, Banten; Desa Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi Jambi, Desa Ayula Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo; Kelurahan Oesapa Barat, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan Desa Cempluk, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
BACA JUGA: Mengapa Stabilitas Suriah Penting dan Jangan Sampai Jatuh di Tangan Pemberontak?
Kementerian PPPA rencananya meluncurkan Ruang Bersama Indonesia pada peringatan Hari Ibu Ke-96 yang akan diselenggarakan pada Ahad (22/12/2024) di Kota Tangerang.
Melalui RBI, pemerintah bekerja dengan masyarakat menciptakan ruang belajar, pelatihan keterampilan, serta tempat bermain anak.
RBI diharapkan menjadi solusi kreatif untuk tantangan digitalisasi seperti mengurangi ketergantungan anak pada gawai melalui permainan tradisional dan edukasi berbasis budaya.