Sabtu 30 Nov 2024 19:13 WIB

Kebaya Indonesia Menunggu Pengakuan UNESCO

Keputusan UNESCO terkait pengakuan kebaya keluar 2 Desember.

Warga dari berbagai organisasi wanita dan masyarakat menggunakan pakaian kebaya saat mengikuti parade kebaya nusantara 2024 di Banda Aceh, Aceh, Ahad (21/7/2024). Parade kebaya nusantara yang diselenggarakan serantak di delapan kota itu sebagai upaya mempromosikan kebaya tenun khas Aceh dan memperingati Hari Kebaya Nasional setiap 24 Juli.
Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Warga dari berbagai organisasi wanita dan masyarakat menggunakan pakaian kebaya saat mengikuti parade kebaya nusantara 2024 di Banda Aceh, Aceh, Ahad (21/7/2024). Parade kebaya nusantara yang diselenggarakan serantak di delapan kota itu sebagai upaya mempromosikan kebaya tenun khas Aceh dan memperingati Hari Kebaya Nasional setiap 24 Juli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Nasional Kebaya (Timnas Kebaya) Indonesia terus memperjuangkan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO. Ketua Timnas Kebaya Lana T Koentjoro menjelaskan inisiatif tersebut lahir dari semangat komunitas yang kemudian didukung oleh pemerintah melalui surat rekomendasi dari kementerian terkait, secara khusus saat itu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek)

“Pengajuan ke UNESCO harus berasal dari komunitas, bukan langsung dari pemerintah. Komunitas inilah yang mendorong pemerintah untuk mengambil langkah lebih lanjut,” kata Lana, Sabtu (30/11/2024).

Baca Juga

Agenda utama Timnas Kebaya meliputi empat poin penting, yaitu mengajukan penetapan Hari Kebaya Nasional, mendaftarkan kebaya ke UNESCO, melestarikan kebaya sebagai warisan budaya, dan memperkenalkannya ke dunia internasional melalui diplomasi budaya.

Setelah penetapan Hari Kebaya Nasional, langkah berikutnya adalah menunggu keputusan UNESCO terkait pengakuan kebaya yang akan diumumkan pada 2 Desember 2024 di Paraguay. Untuk menyosialisasikan kebaya, Timnas Kebaya telah menggelar sejumlah kegiatan besar, seperti Parade Kebaya Nusantara yang telah diselenggarakan di berbagai daerah, termasuk Solo, Kalimantan, hingga Sumatra Utara.

Antusiasme masyarakat sangat tinggi, dengan ribuan peserta yang serius berkebaya dalam acara tersebut. Selain itu, Timnas Kebaya juga berkolaborasi dengan desainer muda untuk menciptakan kebaya modern yang menarik minat generasi muda tanpa meninggalkan nilai tradisionalnya.

Salah satu fokus utama Timnas adalah mendokumentasikan perjalanan kebaya melalui literasi dan publikasi. Buku-buku khusus tentang kebaya disiapkan untuk menjadi referensi penting bagi generasi mendatang.

Keberhasilan itu disebut juga menjadi hasil kerja sama dengan pemerintah, termasuk keterlibatan aktif dari beberapa kementerian dalam berbagai acara berkebaya.

"Kita ingin gaung kebaya tidak hanya terdengar di dalam negeri, tetapi juga di tingkat internasional. Apresiasi besar kami tujukan kepada seluruh komunitas dan masyarakat yang mendukung gerakan ini," ujar Lana.

Dengan langkah-langkah konkret yang sudah diambil, kebaya sebagai simbol budaya Indonesia diharapkan segera mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO, sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu warisan kebanggaan bangsa.

 

 

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement