Jumat 29 Nov 2024 00:36 WIB

Ini Alasan Pramono-Rano Tolak Spekulasi Pilgub Jakarta Dua Putaran

Pramono mengatakan, deklarasi kemenangannya bersama Rano bukan tanpa dasar.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung (kiri) dan Rano Karno (kanan) berfoto bersama usai menyampaikan konferensi pers terkait perhitungan cepat Pilkada 2024 di Jakarta, Rabu (27/11/2024). Dalam kesempatannya, paslon Pramono-Rano mengucapkan terimakasih kepada warga Jakarta atas dukungannya, dan berharap hasil quick count, exit poll dan real count dari KPU DKI Jakarta berbuah kemenangan baginya. Namun, berdasarkan quick count atau perhitungaan cepat dari Litbang Kompas pukul 16.07 dengan jumlah suara masuk sebesar 87,50 persen, pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta nomor urut tiga Pramono Anung-Rano Karno unggul 49,40 persen, paslon nomor urut satu Ridwan Kamil-Suswono 40,26 persen dan paslon nomor urut dua Dharma Pongrekun-Kun Wardana 10,34 persen
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung (kiri) dan Rano Karno (kanan) berfoto bersama usai menyampaikan konferensi pers terkait perhitungan cepat Pilkada 2024 di Jakarta, Rabu (27/11/2024). Dalam kesempatannya, paslon Pramono-Rano mengucapkan terimakasih kepada warga Jakarta atas dukungannya, dan berharap hasil quick count, exit poll dan real count dari KPU DKI Jakarta berbuah kemenangan baginya. Namun, berdasarkan quick count atau perhitungaan cepat dari Litbang Kompas pukul 16.07 dengan jumlah suara masuk sebesar 87,50 persen, pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta nomor urut tiga Pramono Anung-Rano Karno unggul 49,40 persen, paslon nomor urut satu Ridwan Kamil-Suswono 40,26 persen dan paslon nomor urut dua Dharma Pongrekun-Kun Wardana 10,34 persen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon Gubernur (Cagub) Pramono Anung menolak spekulasi pasangan lawan tentang potensi dua putaran Pilkada Jakarta 2024. Politikus senior PDI Perjuangan itu juga menolak anggapan adanya praktik-praktik kecurangan yang dilontarkan oleh tim pemenangan paslon rival, Ridwan Kamil - Suswono (RIDO) yang membuat Pramono - Rano Karno bisa menang dengan suara lebih dari 50 persen plus satu (50+1).

Pramono mengatakan, deklarasi kemenangannya bersama Rano dalam Pilkada Jakarta tahun ini, bukan tanpa dasar. Kata dia, timnya mengacu pada dua sumber penghitungan perolehan suara yang akurat. Yaitu, hasil real count Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta, dan rekapitulasi formulir C-1 yang dikumpulkan oleh tim pemenangan. Kata dia, dari dua sumber tersebut, perolehan suara paslon nomor urut 03 itu sama sebanyak 2.183.577 suara, atau sebesar 50,07 persen.
 
“Kita berdasarkan rekap yang diambil dari KPUD Jakarta, yang kita sampaikan itu, berdasarkan rekap dari KPU Jakarta, dan juga C-1 yang kita miliki. Sehingga kenapa kemudian setelah mendapatkan data seratus persen, baru kami berani mendeklarasikan (kemenangan),” kata Pramono di kediamannya di Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel), pada Kamis (28/11/2024). Dari dua sumber data penghitungan suara tersebut, kata Pramono, dirinya bersama cawagub Rano memperoleh 2.183.577 suara, atau sebesar 50,07 persen. 
 
Sedangkan untuk Paslon 01 Ridwan Kamil - Suswono (RIDO) memperoleh 1.718.408 atau sekitar 39,40 persen. Sedangkan paslon 02 dari jalur independen, yakni Dharma Pongrekun - Kun Wardana memperoleh 10,53 persen suara, atau sebanyak 459.283 suara. Kata Pramono, sumber data penghitungan suara tersebut sudah tak ada lagi margin of error atau toleransi atas kesalahan dalam akurasi. Sebab itu, dikatakan Pramono, spekulasi dua suara semestinya tak perlu ada. “Jadi hasil ini, sudah tidak ada margin of error lagi, karena ini adalah ril penghitungan yang ada,” begitu ujar Pramono.
 
Adapun terkait dengan tudingan kecurangan-kecurangan, Pramono justeru balik mempertanyakan kepada pihak-pihak penuding untuk mengambil langkah yang prosedural. Karena menurutnya, tudingan kecurangan dalam setiap kontestasi politik dapat dibuktikan. “Kalau mengenai adanya dugaan-dugaan kecurangan itu, ini bukan ranahnya kami. Itu ranahnya di Bawaslu. Nanti kalau memang ada (kecurangan) silakan ya (diadukan ke Bawaslu),” ujar Pramono.
 
 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement