Kamis 28 Nov 2024 17:20 WIB

Ini Analisis Pengamat soal Tumbangnya PDIP, Pengaruh Jokowi di Jawa Tengah Memang Nyata

Pasangan Luthfi-Yasin unggul telak di Pilgub Jateng dari pasangan Andika-Hendi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Cawagub Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kala kampanye akbar di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/11/2024).
Foto: Antara
Cawagub Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kala kampanye akbar di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Wahid Abdulrahman, mengungkapkan, ada beberapa faktor di balik keunggulan pasangan calon (paslon) gubernur-wakil gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 02, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen, dalam hasil hitung cepat beberapa lembaga survei. Menurutnya, salah satu faktor tersebut adalah dukungan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Wahid mengungkapkan, sebelum pencoblosan, survei elektabilitas Luthfi-Yasin dan lawan mereka yang diusung PDIP, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi), relatif berimbang. Namun memasuki pekan kedua November, selisih elektabilitas antara kedua paslon mulai melebar.

Baca Juga

"Show of force dukungan Jokowi melalui pawai bersama paslon 02 di sejumlah wilayah seperti Purwokerto, Klaten, Blora, Tegal, dan Grobogan memberikan efek positif signifikan. Meskipun ada pula disinsentif elektoral yang didapat, di mana pemilih yang memandang negatif terhadap Jokowi menjadi semakin menjauh dari paslon 02," kata Wahid dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/11/2024).

Dia menambahkan, Luthfi-Yasin juga memperoleh insentif elektoral berkat dukungan langsung Prabowo Subianto. "Dukungan langsung dari Prabowo membangunkan aktor politik lokal dan meningkatkan performa partai sebagai mesin politik sehingga semakin masif bergerak untuk paslon 02," ucapnya.

Selain dukungan Jokowi dan Prabowo, Wahid berpendapat, keunggulan sementara Luthfi-Yasin juga berkat dukungan partai-partai pengusung, dalam hal ini yaitu Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Kendati demikian, Wahid menilai, hanya ada beberapa partai dalam koalisi tersebut yang pergerakannya menyentuh akar rumput.

"Setidaknya Gerindra, PKB, Golkar, PPP, dan PKS yang nampak masif hingga level terbawah. Selama masa kampanye, nampak jelas bagaimana (Ketua DPD Gerindra Jateng) Sudaryono aktif melakukan roadshow untuk mengonsolidasi struktur dan kader Gerindra. Demikian juga yang dilakukan Gus Yusuf bersama PKB di berbagai kabupaten/kota. Termasuk kampanye Bahlil Lahadalia untuk memacu pergerakan Partai Golkar dan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum PAN," kata Wahid.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement