REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merilis tingkat keyakinan publik terhadap Presiden Prabowo Subianto bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik mencapai 85 persen. Berkaca dari perolehan suara di Pilpres 2024, hasil survei tersebut merupakan sesuatu yang positif.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menilai, Prabowo dipilih lebih 58 persen pemilik suara pada Pilpres 2024. Kini, ketika sudah dilantik, keyakinan publik terhadap kepemimpinan Prabowo bisa membawa Indonesia justru semakin meroket.
"Saya bersyukur Pak Prabowo dapat 58 persen (pilpres), tapi kepercayaan publik dapat 85. Artinya, 85 kurang 58 itu sekitar 27 persen itu menurut saya sangat tinggi (peningkatannya)," ujar Ara, sapaan akrabnya, di acara rilis survei Indikator Politik Indonesia secara daring di Jakarta, Ahad (27/10/2024).
Menurut Ara, adanya peningkatan keyakinan publik terhadap Prabowo menandakan bukan hanya berasal dari pemilihnya saja di angka 58 persen pada Pilpres 2024. Namun, ada sebagian pemilih capres Anies Rasyid Baswedan dan Ganjar Pranowo, yang meyakini kepemimpinan Prabowo mampu membawa Indonwsia ke arah lebih baik.
"Bayangkan, 85 juta dari 100 juta orang Indonesia percaya. 170 juta dari 200 juta orang Indonesia percaya kepada Pak Prabowo. Saya pikir itu adalah hal yang sangat penting," kata Ara merujuk survei bertajuk 'Keyakinan dan Ekspektasi Publik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran' yang dihelat pada periode 10-15 Oktober 2024.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengajak publik memberikan kesempatan kepada Prabowo untuk menjalankan roda pemerintahan. Terlepas soal perubahan nomenklatur kementerian dan lainnya, sambung dia, Prabowo menjalankan pemerintahan tidak bertentangan dengan undang-undang.
Menurut Lestari, pemerintahan yang baru berjalan sepekan rasanya kurang fair untuk diberikan penilaian. Pasalnya, Kabinet Merah Putih yang baru dilantik masih harus melakukan langkah untuk menyesuaikan.
"Tinggal kita tunggu saja pembuktiannya 100 hari. Rasanya tidak fair kalau kita sekarang mengatakan ini tidak tepat, ini terlalu gendut, ini sudah baik atau tidak demikian, karena tentu di setiap keputusan ada pro kontra," kata Lestari yang juga hadir dalam rilis survei.
Populasi survei seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih atau sudah berumur 17 tahun. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah 1.200 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.