REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV- Tel Aviv tampaknya telah mencapai puncak persiapannya untuk menyerang Iran, Channel 12 Israel melaporkan pada hari Kamis (24/10/2024), menambahkan bahwa penilaian mengindikasikan bahwa respons "sudah dekat".
Saluran tersebut menjelaskan bahwa Angkatan Udara Israel melakukan manuver-manuver, sementara di dalam negeri melakukan diskusi, dan pertahanan dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan respons Iran.
Lembaga ini menunjukkan bahwa Teheran tampaknya menyadari akan adanya respons Israel yang akan segera terjadi, dan terus berupaya untuk meminimalkannya.
Menurut sumber yang sama, tentara Israel sedang bekerja untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan respons Iran terhadap serangan Israel dalam waktu dekat.
View this post on Instagram
Sementara itu, Israel Broadcasting Corporation mengutip seorang pejabat keamanan yang mengatakan bahwa rencana militer untuk menyerang Iran telah disetujui oleh pimpinan militer dan sekarang sedang menunggu persetujuan dari pimpinan politik.
Lembaga ini juga mengungkapkan bahwa tanggal serangan Israel terkait dengan beberapa pertimbangan, termasuk kemungkinan serangan langsung oleh Iran ke Tel Aviv.
Surat kabar Inggris, The Times, mengatakan bahwa Israel telah menunda serangannya terhadap Iran karena bocornya dokumen intelijen Amerika Serikat, namun hal ini dibantah oleh seorang pejabat keamanan Israel.
Pada Selasa malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant mengadakan konsultasi terbatas dengan para pejabat keamanan senior untuk mendiskusikan kemungkinan serangan terhadap Iran.
BACA JUGA: 9 Berita Gembira untuk Mereka yang Rajin Sholat Subuh Berjamaah
Selama kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke Israel, Galant meminta Amerika Serkat untuk mendukung Tel Aviv dalam serangannya yang akan datang terhadap Iran, karena hal itu akan "memperkuat pencegahan regional".
Iran menembakkan lebih dari 180 roket ke Israel pada awal Oktober dalam sebuah serangan yang diklaimnya sebagai "pembalasan dendam" atas pembunuhan kepala politbiro Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan Garda Revolusi Abbas Nilforooshan, dan militer Israel mengakui keesokan harinya bahwa roket-roket tersebut merusak pangkalan udaranya.