Ahad 29 Sep 2024 19:42 WIB

Mesir Beri Dukungan Penuh dan Pengerahan Bantuan untuk Lebanon

Sisi menegaskan dukungan penuh dan akan berada di sisi Lebanon selama masa kritis.

Asap mengepul akibat serangan udara Israel di desa-desa di distrik Nabatiyeh, terlihat dari kota selatan Marjayoun, Lebanon, Senin, 23 September 2024.
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Asap mengepul akibat serangan udara Israel di desa-desa di distrik Nabatiyeh, terlihat dari kota selatan Marjayoun, Lebanon, Senin, 23 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi melalui panggilan telepon, memberi tahu Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati tentang dukungan Kairo untuk Beirut. Sisi juga akan memerintahkan pengiriman bantuan segera.

Kepresidenan Mesir dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (28/9/2024) mengatakan bahwa Al-Sisi menegaskan dukungan penuh Mesir terhadap Lebanon dan menegaskan akan berada di sisinya selama keadaan kritis ini. Sisi juga menolak upaya untuk membahayakan keamanan, stabilitas, kedaulatan, atau integritas wilayahnya.

Baca Juga

Presiden Mesir itu turut menekankan perlunya gencatan senjata yang segera, komprehensif, dan permanen di Lebanon dan Gaza. “Presiden Mesir memberikan arahan agar segera mengirimkan bantuan medis darurat dan bantuan ke Lebanon, sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Lebanon, dan menegaskan dukungan Mesir yang berkelanjutan untuk Lebanon di semua tingkatan,” kata pernyataan itu.

Al-Sisi menekankan bahwa komunitas internasional yang tidak melaksanakan tanggung jawabnya untuk menghentikan praktik agresif terhadap wilayah Palestina dan Lebanon, hanya mengancam akan menyeret kawasan tersebut ke dalam situasi eskalasi yang berbahaya, membahayakan stabilitas, dan perdamaian regional serta internasional.

Perdana Menteri Mikati menyatakan penghargaan atas posisi Mesir dalam mendukung negaranya dan Negara Lebanon, meninjau hasil kontak yang dilakukan oleh pemerintah Lebanon untuk mengatasi situasi tersebut. Mikati memuji dalam konteks ini peran yang dimainkan Mesir untuk memulihkan keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan gencar Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 41.600 korban. Dari korban tersebut, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023.

Komunitas internasional telah memperingatkan agar tidak melakukan serangan terhadap Lebanon karena akan meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik Gaza akan berubah menjadi perang regional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement