Sabtu 21 Sep 2024 16:13 WIB

Menlu Selandia Baru Ceritakan 1,5 Tahun Upaya Pembebasan Kapten Philip yang Menegangkan

Philip Mark Mehrtens telah dibebaskan usai disandera OPM selama lebih dari 1,5 tahun.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Mas Alamil Huda
Kapten Philip Mark Marthens, pilot maskapai penerbangan Susi Air yang disandera kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak 7 Februari 2023, dibebaskan.
Foto: Dok. Operasi Cartenz
Kapten Philip Mark Marthens, pilot maskapai penerbangan Susi Air yang disandera kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak 7 Februari 2023, dibebaskan.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON — Pilot Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens akhirnya dibebaskan kelompok separatisme bersenjata Papua Merdeka (OPM), Sabtu (21/9/2024). Kabar pembebasan Mehrtens pun dibenarkan oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (Ministry of Foreign Affairs and Trade/MFAT) Selandia Baru.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters mengatakan, saat ini Mehrtens sudah dalam keadaan selamat. Bahkan, pilot tersebut juga sudah bisa berkomunikasi dengan keluarganya.

Baca Juga

“Kami bahagia dan lega dapat mengonfirmasi bahwa Philip Mehrtens dalam keadaan selamat, dan sehat, serta bisa berbicara dengan keluarganya. Berita ini pasti sangat melegakan bagi teman-teman, dan orang-orang yang dicintainya,” kata Peters seperti dilansir dari The New Zealand Herald, Sabtu (21/9/2024).

Peters menyebut, Pemerintah Selandia Baru telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk membebaskan Mehrtens selama lebih dari 19 bulan terakhir.

“Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (Selandia Baru), dengan staf di Indonesia dan Wellington, telah memimpin upaya berkelanjutan dari seluruh jajaran pemerintah untuk mengamankan pembebasan Philip Mehrtens, dan juga mendukung keluarganya,” ucap Peters.

Mehrtens sendiri diculik dan disekap oleh kelompok separatisme bersenjata Papua Merdeka pada 7 Februari 2023 lalu. Penculikan tersebut terjadi ketika Mehrtens mendaratkan pesawat komersial kecil di daerah pegunungan terpencil di kawasan Kabupaten Nduga, Papua.

Dalam sebuah pertemuan dengan jurnalis, Peters pun mengungkapkan kelegaannya atas pembebasan Merhtens. Bahkan, ia menggambarkan negosiasi pembebasan Mehrtens yang cukup menegangkan.

“Menahan diri, tidak terlalu terbawa suasana, dan tidak melakukan apa pun yang dapat membahayakan peluang kami,” ungkap Peters.

“Selalu ada kekhawatiran kami bahwa kami mungkin tidak akan berhasil,” lanjutnya.

Kepala unit khusus yang dibentuk untuk menangani pemberontak di Papua, Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani mengatakan, pihaknya telah menjemput Mehrtens Sabtu (21/9/2024) pagi. Penjemputan Mehrtens dilakukan oleh satuan tugas gabungan polisi dan tentara di sebuah desa di Nduga.

“Hari ini kami telah menjemput pilot Phillip yang dalam keadaan sehat, dan kami menerbangkannya dari Nduga ke Timika,” kata Faizal.

Usai dibebaskan, Mehrtens kemudian menjalani pemeriksaan medis dan psikologis sebelum diterbangkan ke Timika, Papua. Polisi juga mengatakan bahwa mereka akan mengadakan konferensi pers usai pembebasan tersebut.

Seperti diketahui, OPM mencoba menggunakan Mehrtens untuk menengahi kemerdekaan Papua dari Indonesia. Pada 18 September 2024, kelompok tersebut meminta Pemerintah Selandia Baru, termasuk polisi dan tentara untuk mengawal pilot tersebut, dan agar jurnalis lokal serta jurnalis internasional dilibatkan dalam proses pembebasan.

Pada bulan Februari 2023, Mehrtens yang bekerja untuk maskapai penerbangan Indonesia, Susi Air, mendaratkan pesawat Pilatus kecilnya di sebuah lapangan terbang terpencil di Kabupaten Nduga, Papua. Daerah tersebut merupakan daerah yang sangat termiliterisasi dengan sejarah pemberontakan yang panjang di Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement