REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemacetan masih menjadi salah satu permasalahan yang belum dapat dituntaskan di wilayah DKI Jakarta. Dengan hadirnya transportasi publik yang ada, ternyata belum mampu mengatasi kemacetan yang kadang semakin parah terjadi di beberapa sudut jalanan Jakarta.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, saat ini, transportasi publik di Jakarta sebenarnya sudah cukup lengkap, mulai bus Transjakarta, MRT Jakarta, hingga LRT Jakarta. Namun, kendaraan yang hilir mudik di wilayah Jakarta dalam sehari mencapai 22 juta unit.
Hal itu membuat kemacetantidak terhindarkan. "Hilir mudik ya, keluar masuk kendaraan kurang lebih 22 juta di Jakarta yang masuk dan keluar," kata Heru saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024).
Karena itu, menurut Heru, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tak bisa mengatasi kemacetan tanpa bantuan pihak lain. Dia pun mengajak pemerintah daerah yang berada di kawasan aglomerasi, yaitu Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur, ikut memikirkan kemacetan di Jakarta.
"Tentunya kemacetan ini tidak bisa hanya Jakarta, tapi harus bersama sama dengan kota aglomerasi," kata Heru.
Dia pun mencontohkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu, telah meresmikan pembangunan MRT Lin Timur-Barat Fase I Tahap I. Selain itu, Pemprov DKI juga sedang membangun LRT Jakarta secara bertahap akan dilakukan sampai dengan Manggarai dan Dukuh Atas.
"Jadi emang yang membangun transportasi, ya namanya membangun transportasi ya terus-menerus," kata kepala sekretaris presiden (kasetpres) tersebut. Dengan cara itu, ke depanya pengguna transportasi publik meningkat dan kemacetan bisa ditekan.