Selasa 17 Sep 2024 18:39 WIB

Pramono Sentil RK yang Mau Buat Mobil Curhat: Harus Realistis

Cagub Pramono Anung Wibowo tidak paham dengan program Mobil Curhat.

Rep: Bayu Adji Prihammanda / Red: Erik Purnama Putra
Calon gubernur (cagub) DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo.
Foto: Antara/Tim Dokumentasi Pramono
Calon gubernur (cagub) DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur (cagub) DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo mengomentari program cagub lawannya M Ridwan Kamil (RK) yang hendak membuat 'Mobil Curhat'. Menurut mantan sekjen DPP PDIP tersebut, program yang ditawarkan RK tidak realistis untuk dilaksanakan.

Dia mengatakan, setiap pasangan calon boleh menawarkan programnya masing-masing untuk menarik simpati masyarakat. Namun, ia menilai, program yang ditawarkan haruslah realistis.

Baca Juga

"Ya, siapa saja boleh menawarkan sesuatu. Termasuk menawarkan Mobil Curhat, saya pun juga tak paham," kata Pramono saat blusukan ke kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).

Menurut dia, dalam membuat program, yang paling penting adalah harus realistis dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Karena itu, ia memilih untuk turun langsung ke masyarakat untuk memahami permasalahan di lapangan.

"Seperti yang teman-teman lihat hari ini, ini adalah daerah elite Jakarta, di Jakarta Selatan, bahwa masih ada keadaan yang seperti itu," kata sekretaris kabinet (seskab) tersebut.

Pramono mengatakan, salah satu permasalahan di Kemang adalah banjir. Bahkan, banjir di Kemang tak jarang bisa mencapai atap rumah. Padahal, kawasan itu dihuni perumahan elite dan apartemen.

Dia menilai, permasalahan itu merupakan salah satu fokus utama yang akan dikerjakan apabila terpilih pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. Karena itu, saat ini prioritasnya adalah benar-benar melihat permasalahan Jakarta dari kacamata masyarakat kelas menengah ke bawah

Sebelumnya, cagub RK telah membeberkan sejumlah programnya apabila kelak terpilih menjadi DKI 1. Salah satu programnya, adalah Mobil Curhat yang berisi konselor, psikiater, hingga pemuka agama agar masyarakat tak lagi curhat di media sosial. Menurut dia, program tersebut bertujuan untuk mengatasi persoalan kesehatan mental di DKI Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement