REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesenam Indonesia Rifda Irfanaluthfi pada Kamis (1/8/2024) tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang seusai berlaga di Olimpiade Paris 2024. Dalam kondisi cedera lutut, Rifda tetap mampu menuntaskan penampilan di nomor all round.
Dalam ajang yang berlangsung di Bercy Arena, Paris, Ahad (28/7/2024) malam WIB, Rifda memainkan palang bertingkat dari empat alat yang wajib dicoba dengan mencatatkan 9,166 poin. Sepanjang pertandingan, Rifda menahan rasa sakit akibat cedera di bagian meniskus dan ACL (anterior cruciate ligament) yang dialaminya dan harus dibantu oleh pelatih, Eva Novalina saat posisi naik dan mendarat di palang bertingkat.
"Habis ini akan bertemu dengan dokter dan terapis untuk membahas recovery-nya," kata Rifda saat tiba di Tanah Air, kemarin.
Rifda menceritakan bahwa cedera tersebut bermula saat menjalani latihan hari kedua di Paris dan merasakan ketidaknyamanan di lutut kanannya. Pesenam yang memboyong medali emas SEA Games 2021 tersebut mengungkapkan kaki kanannya mati rasa saat tampil di pertandingan.
"Sakitnya seperti apa ya, susah untuk gambarinnya. Bahkan pada saat Rifda melakukan gerakan pada saat kompetisi, Rifda tidak bisa merasakan kaki kanan Rifda. Rasa sakitnya sampai tidak bisa merasakan, kayak Rifda kakinya tuh lagi gerakan apa itu Rifda enggak merasakan," ujar Rifda.
Di hadapan 20 ribu penonton yang memenuhi Bercy Arena, Paris, Rifda melawan rasa sakit di lutut kanannya dengan tampil di satu alat yaitu uneven bars, meskipun tidak full routine terutama pada dismount. Dengan memainkan satu alat dari empat alat yang wajib dicoba, Rifda mencatatkan 9,166 poin.
Rifda menyampaikan perkembangannya saat ini selain menderita ACL juga terdapat cedera meniskus yang kambuh dan salah satu ligamennya juga baru diperiksa mengalami robek. Meski didera cedera, Rifda mengaku ingin menuntaskan cita-citanya selama ini dengan tampil di ajang Olimpiade. Usai tampil di kejuaraan multievent terbesar tersebut, Rifda mengaku tidak dapat berkata-kata karena perasaannya bercampur aduk antara rasa sedih, lega, dan senang.
"Ada rasa sedih, ada rasa lega, ada rasa senang. Rasa sedih karena mengalami cedera yang mana Rifda tidak bisa melakukannya dengan maksimal. Ada rasa lega karena Rifda bisa menahan rasa sakit ini sampai bisa tampil di kompetisi dengan bisa melakukan rangkaian di salah satu nomor," ujar atlet berusia 24 tahun tersebut.
"Ada rasa senang karena ternyata Alhamdulillah masyarakat Indonesia, semua yang mendukung Rifda, itu meresponnya dengan sangat baik, sangat mendukung apa yang sudah Rifda lakukan Rifda tampilkan di Olimpiade," imbuh pesenam peraih medali perak Asian Games 2018 tersebut.