Senin 29 Jul 2024 14:00 WIB

0,7 Hektare Lahan Koperasi RTBS Terbakar, Kerja Sama Berbagai Pihak Berhasil Padamkan Api

Cuaca panas menjadi faktor penyebab kebakaran hutan dan lahan.

Foto titik api karhutla di Pelelawan.
Foto: dok web
Foto titik api karhutla di Pelelawan.

REPUBLIKA.CO.ID, PELALAWAN — Musim kemarau pada tahun ini diprakirakan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya sehingga dapat menjadi faktor pemicu bencana karhutla.

Oleh sebab itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Pelalawan mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan upaya pembersihan atau pembukaan lahan dengan cara dibakar serta meminta kepada pemerintah daerah agar terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bencana kekeringan dan karhutla yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Baca Juga

Kebakaran terjadi di lahan koperasi Riau Tani Berkah Sejahtera (RTBS) desa Merbau kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan Riau. Informasi awal diperoleh dari seorang petugas jaga di menara pantau api yang melihat adanya titik api pada Sabtu (27-07-2024) sekitar jam 16:00 WIB yang diduga dipicu dari salah satu pencari ikan.

Edy Maskur, masyarakat setempat, kebakaran terjadi akibat cuaca panas dalam 2 pekan terakhir. Namun kondisi lapangan sudah terkendali dengan baik. RTBS dan Gapoktan Merbau mengantisipasi sejak dini, meski cuaca panas menjadi tantangan.

Oleh karena itu, semua komponen masyarakat dan pemerintah/TNI/Polri serta pihak swasta PT Arara Abadi selalu bergotong royong memadamkan api. Setidaknya 78 personil turun tangan untuk mengatasi kebakaran ini.

Personil yang turun dari PT Arara Abadi berjumlah 20 orang, PT AD 10 orang, Gapoktan Merbau/Masyarakat 17 orang, TNI 6 orang, Polisi 10 orang, dan RTBS 15 orang. Luasan lahan terdampak sekitar 0.7 hektare dan telah diisolir agar api tidak meluas.

Tim dari BPBD Kabupaten Pelalawan juga sudah turun ke lapangan dan menyebutkan bahwa area lahan yang terbakar sudah diparit keliling untuk mengantisipasi agar api tidak melebar. Perlengkapan yang dikerahkan untuk pemadaman dan pendinginan adalah ministriker 3 unit, V20 satu unit, Matsutomo satu unit, eskavator 2 unit, dan Shibaura 1 unit.

Informasi pertama diberikan oleh seorang petugas jaga di menara pantau api yang melihat adanya titik api. Peristiwa pemicu diduga dari salah seorang pencari ikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement