Selasa 09 Jul 2024 10:06 WIB

Liga Arab Kompak Boikot Perusahaan Pro-Israel

Boikot Liga Arab terhadap perusahaan terafiliasi Israel dimulai sejak 3 Juli 2024.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Liga Arab bersepakat memboikot perusahaan yang berafiliasi dengan Israel. (ilustrasi)
Foto:

Daftar kampus Inggris yang harus diboikot

Dorongan boikot ternyata tak hanya pada perusahaan atau produk yang terafiliasi dengan Israel. Sebuah kelompok koalisi pro-Palestina yang berbasis di negara-negara Teluk telah meluncurkan kampanye untuk memboikot kampus atau universitas-universitas di Inggris yang diduga berkontribusi terhadap genosida di Gaza.

Koalisi Teluk Melawan Normalisasi (Gulf CAN) menyerukan kepada mahasiswa untuk tidak mendaftar di universitas yang menjadi sasaran, mengakhiri hubungan dengan agen yang dikontrak dan mendesak kementerian pendidikan menghapus universitas dari beasiswa dan mengakhiri hubungan mereka dengan perusahaan senjata yang memasok senjata ke Israel dan menarik diri dari investasi.

Gulf CAN adalah organisasi payung yang terdiri dari kelompok aktivis dari Qatar, Bahrain dan Kuwait. Hal ini bertujuan mengoordinasikan kampanye di negara-negara Teluk untuk melawan Zionisme dan normalisasi hubungan dengan Israel di wilayah tersebut.

“Universitas-universitas Inggris tidak hanya terlibat dalam menolak mengakui genosida di Gaza, namun juga memainkan peran langsung dalam pendanaan dan pengembangan senjata yang dipasok kepada tentara pendudukan Zionis,” bunyi pernyataan itu, dilansir di The New Arab, Ahad (7/7/2024).

Gulf CAN menyerukan kepada pemangku kepentingan pendidikan lokal untuk memboikot daftar universitas di Inggris berikut ini: Newcastle University, University of Liverpool, University of Nottingham, University of Leeds, Northumbria University, Queen Mary University of London, University of Portsmouth, University of Manchester, Manchester Metropolitan University, dan Coventry University.

Lembaga-lembaga yang termasuk dalam daftar Gulf CAN telah menginvestasikan lebih dari 34 juta poundsterling (sekitar Rp 709 miliar) di perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel, menurut Kampanye Solidaritas Palestina.

“Universitas-universitas ini mengambil posisi eksplisit dalam melindungi pendudukan dengan menekan demonstrasi mahasiswa yang menuntut diakhirinya partisipasi mereka dalam genosida di Gaza,” tambah pernyataan itu.

Infografis dampak boikot Israel... (baca di halaman selanjutnya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement