REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pertempuran di Jalur Gaza tidaklah mudah. Meski otoritas Zionis telah menggempur habis-habisan kota tersebut dan mengerahkan tantara, tapi pejuang Palestina belumlah kalah. Alih-alih menang, Israel kini butuh tantara tambahan yang disiapkan untuk pertahanan.
Lembaga Penyiaran Israel mengutip menteri pertahanan, Yoav Gallant, mengatakan tentara Israel membutuhkan 10 ribu tentara tambahan segera.
Gallant mengatakan kepada komite urusan luar negeri dan pertahanan bahwa 4.800 orang yang dibutuhkan dapat direkrut dari komunitas ultra-Ortodoks Israel. Mereka merupakan 13% dari total penduduk Israel.
Mahkamah Agung Israel bulan lalu memutuskan bahwa pria Yahudi ultra-Ortodoks harus direkrut masuk ke dalam dinas militer. Ini menguatkan keputusan sementara pada Mei yang mengatakan bahwa negara tidak memiliki wewenang untuk memberikan pengecualian kepada pria ultra-Ortodoks, atau Haredi.
Wajib militer bagi warga negara Yahudi adalah bagian dari kewajiban nasional Israel. Namun kompromi yang sudah berlangsung lama hingga saat ini mengecualikan pria Haredi atau Ultra Ortodoks untuk terlibat dalam militer.
Heredi dapat melanjutkan studi penuh waktu terhadap teks-teks agama yang didanai oleh tunjangan pemerintah.
Demonstrasi
Ribuan demonstran ultra-Ortodoks melakukan aksi unjuk rasa yang diwarnai kekerasan sejak Ahad di Yerusalem. Mereka menentang wajib militer terhadap kelompok pelajar keagamaan Haredi yeshiva ke dalam militer.