Rabu 26 Jun 2024 15:28 WIB

Mengapa PKS tak Jadi Sohibul Cagub? Ini Cerita Lobi-Lobi dengan Anies

Anies memilih untuk tidak menjadi kader PKS.

Rep: Bayu Adji P / Red: Teguh Firmansyah
Pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI.
Foto: tangkapan layar DPP PKS
Pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengubah keputusannya dalam mengusung Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur (cagub) DKI Jakarta pada Selasa (25/6/2024). Nama Sohibul digeser menjadi bakal calon wakil gubernur (cawagub), mendampingi Anies Baswedan yang menjadi bakal cagub. 

Keputusan itu cukup membuat banyak pihak terkejut. Pasalnya, perubahan sikap itu terjadi dalam waktu tiga hari setelah PKS menyatakan akan mengusung Sohibul Iman menjadi cagub dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.

Baca Juga

Politisi PKS M Taufik Zoelkifli mengungkapkan, perubahan sikap partainya itu tak terjadi tanpa alasan. Ia membeberkan adanya upaya lobi-lobi dari partainya kepada Anies sebelum keputusan terakhir dibuat.

"Yang saya denger kemarin sih kan (ada dua) pilihannya untuk Pak Anies kalau mau didukung oleh atau diusung oleh PKS," kata dia kepada wartawan, Rabu (26/6/2024).

Menurut dia, pilihan pertama adalah Anies harus menjadi kader PKS secara resmi. Ketika Anies menjadi kader partai, pengusungannya otomatis akan menjadi representasi PKS. Setelah itu, Anies dapat menentukan cawagub yang akan mendampinginya. 

"Itu pilihan pertama kalau Pak Anies mau diusung PKS, Pak Anies harus masuk PKS," ujar pria yang akrab disapa MTZ itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement