REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Trend kecelakaan dan penyakit akibat kerja, menurut Direktur Bina Kelembagaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) Hery Sutanto, beberapa tahun belakangan terus meningkat.
Hery Sutanto menyebutkan bahwa data BPJS Ketenagakerjaan menunjukan kenaikan jumlah angka kecelakaan dan penyakit, akibat kerja dari tahun 2021 hingga 2023. Pada tahun 2021 terdapat lebih dari 224 ribu kasus, 2022 terdapat lebih dari 298 ribu kasus, dan terus meningkat pada tahun 2023 mencapai lebih dari 370 kasus. Menurutnya, diperlukan inovasi untuk menekan angka tersebut.
“K3 harus berkolaborasi dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang mampu menurunkan potensi kecelakaan di tempat kerja. Semua pihak harus terus berinovasi sebagai upaya untuk terhindar dari kecelakaan dan penyakit di tempat kerja,” ujar Hery Sutanto dalam sambutannya di acara Indonesian Conference & Competition Occupational Safety & Health (ICC-OSH), di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/5/2024).
Ketua Panitia ICC-OSH 2024, T. Saut P. Siahaan, pada kesempatan yang sama menyebutkan bahwa penting untuk perusahaan-perusahaan penyelenggara K3 berbagi pengalaman, demi memastikan keberlangsungan proses kerja yang aman dan sehat.
Di acara yang didukung oleh Kemenaker dan diikuti oleh berbagai perusahaan lintas sektor di Indonesia, baik BUMN maupun pihak swasta, peserta yang jumlahnya mencapai 320, berkesempatan mendemonstrasikan inovasi dalam penerapan sistem manajemen K3.
PT Kideco Jaya Agung (Kideco) di ajang tersebut berhasil memperoleh predikat Bintang 4 (skala 1-5), dengan judul makalah “Penerapan Teknologi Internet of Things (IoT) Dengan Sensor Pada Operasional Penambangan Untuk Menurunkan Incident Rate di PT Kideco Jaya Agung.”
IoT atau Internet of Things merupakan konsep di mana berbagai perangkat seperti sensor, perangkat elektronik, dan objek lainnya terhubung dan berkomunikasi melalui jaringan internet.
Kepala Teknik Tambang Kideco, Ihksan Alman Latif, mengungkapkan bahwa Kideco berkomitmen mencapai zero accident. Salah satunya hal itu dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, termasuk memanfaatkan IoT.
Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan bahwa Kideco memiliki Aplikasi Manajemen K3 yang diberi nama Nembayu atau dalam bahasa Paser adalah Pembaruan. Di dalam Aplikasi Nembayu tersebut, terdapat 14 fitur manajemen keselamatan. Aplikasi tersebut antara lain mampu memangkas waktu perizinan, menghilangkan penggunaan kertas, monitoring dan evaluasi hasil inspeksi secara real time.
"Kideco terus berkomitmen melakukan inovasi dan perkembangan teknologi termasuk dalam Sistem Manajemen K3 demi tercapainya zero accident di area kerja kami,” ujar Ihksan Alman Latif.