Kamis 30 May 2024 14:26 WIB

BPBD: Kerugian Akibat Banjir di Jakarta Rp 2,1 Triliun

Akibat banjir, banyak kegiatan atau aktivitas perekonomian masyarakat terganggu.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji di Balai Agung DKI, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).
Foto: Antara/Siti Nurhaliza
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji di Balai Agung DKI, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan, kerugian ekonomi akibat banjir di DKI Jakarta mencapai Rp 2,1 triliun per tahun. Sehingga perlu adanya mitigasi untuk menekan kerugian tersebut.

"Sebetulnya salah satu tantangan Jakarta itu masalah banjir. Untuk itu pemerintah pusat, daerah melakukan mitigasi dengan normalisasi sungai," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Baca: Mahasiswa Unhan Ikut Program TMMD ke-120 di Sukamakmur, Bogor

Menurut dia, kerugian ekonomi yang mencapai Rp 2,1 triliun itu perlu ditekan agar bisa sekecil mungkin. Angka nominal tersebut berdasarkan kalkulasi bahwa akibat banjir banyak kegiatan atau aktivitas perekonomian masyarakat terganggu. "Itu yang menimbulkan kerugian cukup besar," kata Isnawa.

 

Untuk itu, kata Isnawa, mitigasi bencana yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, yaitu memetakan titik rawan serta pelebaran. Dalam kaitan itu, salah satu langkah yang ditempuh adalah normalisasi sungai menjadi penting.

"Jadi kalau tidak ditangani dan dimitigasi dengan baik otomatis akan berdampak kepada kegiatan aktivitas masyarakat dan perekonomian di Jakarta. Itu yang menyebabkan kerugian bisa sedemikian tinggi," tuturnya.

Baca: Sandiaga Ucapkan Selamat Rio Haryanto Lamar Athina Papadimitriou

Menurut Isnawa, saat ini DKI Jakarta menjadi tuan rumah ajang 'Crisis Management Conference (CMC) 2024' yang digelar selama dua hari pada 29-30 Mei 2024. Pada konferensi tersebut, 14 kota dari 14 negara yang tergabung menjadi anggota Network for Crisis Management (NCM), saling tukar pengalaman dalam menghadapi bencana alam.

"Ini pembelajaran dari kota-kota yang tergabung di CMC. Jadi kita belajar bagaimana Tokyo, Bangkok, Kuala Lumpur, memitigasi bencana. Artinya kita belajar dengan kemiripan permasalahan atau ada hal yang berbeda," ujar Isnawa.

 

CMC 2024 diikuti delegasi sejumlah kota dari berbagai negara seperti Bangkok (Thailand), Tokyo (Jepang), Seoul, (Korea) dan beberapa kota lainnya yang menjadi anggota. Kegiatan ini untuk membahas sejumlah isu terkait penanganan bencana. CMC merupakan pertemuan tahunan bagi 14 kota dari 14 negara anggota NCM.

Adapun NCM merupakan jejaring internasional sebagai wadah bagi kota-kota dunia untuk mendiskusikan penanganan bencana dan Jakarta telah menjadi anggota sejak 2001.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement