Jumat 24 May 2024 18:49 WIB

10 Warga Terseret Lahar Dingin di Tanah Datar Belum Ditemukan, SAR Lakukan Pencarian

Tim pencarian belum menemukan tanda keberadaan 10 korban terseret lahar dingin.

Warga melakukan pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Tanah Datar, Sumbar. Sebanyak 10 orang masih dinyatakan hilang.
Foto: ANTARA FOTO/Givo Alputra
Warga melakukan pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Tanah Datar, Sumbar. Sebanyak 10 orang masih dinyatakan hilang.

 

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN TANAH DATAR -- Tim Pencarian dan Pertolongan atau Search and Rescue (SAR) Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) terus melakukan pencarian terhadap 10 warga Kabupaten Tanah Datar yang diduga terseret banjir lahar dingin pada Sabtu (11/5/2024). Hari ini, Jumat (24/5/2024) merupakan hari ke-14 sejak bencana tersebut terjadi.

Baca Juga

"Tim SAR gabungan masih terus berusaha mencari 10 korban yang merupakan warga Kabupaten Tanah Datar ke sejumlah sektor yang telah kita tentukan," kata Kepala Kantor SAR Padang Abdul Malik di Tanah Datar, Jumat (24/5/2024).

Abdul Malik mengatakan memasuki hari ke-14 setelah kejadian, tim pencarian belum berhasil menemukan tanda-tanda atau lokasi yang dicurigai. Namun, tim gabungan memastikan akan berusaha maksimal hingga berakhirnya masa perpanjangan pencarian korban, yakni 8 Juni 2024.

Sementara itu, untuk Kabupaten Agam pencarian telah dihentikan setelah korban terakhir ditemukan pada Rabu (22/5/2024). Tim gabungan berhasil menemukan korban di daerah Jorong (dusun) Taluak, Nagari (desa) Kubang Putiah, Kecamatan Banuhampu atau tujuh kilometer dari pusat lokasi bencana.

Luasnya wilayah yang terdampak banjir lahar dingin saat kejadian menjadi salah satu tantangan bagi tim gabungan untuk menemukan 10 korban lainnya. Kemudian, kondisi itu diperparah oleh cuaca, seperti tingginya intensitas curah hujan selama beberapa hari terakhir.

"Yang pasti tim pencarian terus berupaya semaksimal mungkin mencari korban hilang, termasuk menyusuri aliran sungai," katanya.

Selain menggunakan anjing pelacak, tim gabungan juga menggunakan alat berat untuk membersihkan tumpukan material sisa-sisa banjir lahar dingin Gunung Marapi. Sebab, bisa saja korban tertimbun, sehingga tidak diketahui.

Khusus pencarian di sepanjang aliran sungai yang berada di Kabupaten Sijunjung, Abdul Malik mengatakan akan mengevaluasi pencarian. Sebab, selama empat hari di lokasi tersebut, tim gabungan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement