REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan kerugian sementara akibat bencana banjir dan banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di provinsi itu berdasarkan hitung cepat diperkirakan mencapai Rp 108,38 miliar.
Juru Bicara BPBD Sumbar Ilham di Padang, Senin, mengatakan data kerugian sebesar Rp 108,38 miliar itu masih bisa berubah seiring proses pendataan yang terus dilakukan petugas di lapangan.
Ia mengatakan data yang ada saat ini sebenarnya memasukkan akumulatif komponen kerusakan dan kerugian, karena masih berupa data hitung cepat. Nantinya data tersebut akan dipisahkan.
Ilham merinci data sementara, untuk Kabupaten Agam diperkirakan kerugian mencapai Rp 79,85 miliar, Padang Panjang Rp 28,18 miliar, sementara untuk Kabupaten Tanah Datar yang terparah masih dalam penghitungan.
Data hitung cepat tersebut juga memasukkan dampak bencana yang terjadi di Kabupaten Padang Pariaman yang menjadi hilir dari Sungai Batang Anai yang meluap pada Sabtu (11/5). Kerugian di Padang Pariaman diperkirakan mencapai Rp 312,1 juta.
Bencana yang melanda tiga daerah di Sumbar pada Sabtu (11/5) mengakibatkan 61 orang meninggal dunia dan 11 orang masih dalam pencarian. Dari 11 orang itu, menurut Ilham, satu orang di Kabupaten Agam dan sisanya di Kabupaten Tanah Datar.
"Tim SAR bersama tim gabungan masih terus melakukan pencarian di lapangan. Pencarian diperluas hingga ke perbatasan Riau," katanya.
Selain menelan korban jiwa, bencana tersebut membuat ribuan orang harus mengungsi karena rumah yang ditempati rusak atau karena berada di zona merah.
Data sementara di Kabupaten Agam sebanyak 196 jiwa mengungsi, Padang Panjang sebanyak 291 orang mengungsi, di Kabupaten Tanah Datar 3.030 orang mengungsi. Warga yang mengungsi juga terjadi di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 35 KK.
Bencana juga mengakibatkan kerusakan parah pada pemukiman warga, infrastruktur sekolah, tempat ibadah, puskesmas hingga putusnya sejumlah ruas jalan dan jembatan.