Kamis 02 May 2024 06:58 WIB

Hujan Petir Landa Sebagian Ibu Kota Indonesia Hari Ini

Sekitar 63 persen wilayah diprediksi sudah mulai alami awal musim kemarau.

Pengendara menerobos genangan air yang menutupi ruas jalan setelah hujan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara menerobos genangan air yang menutupi ruas jalan setelah hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan disertai petir akan melanda sebagian wilayah ibu kota provinsi di Indonesia pada Kamis (2/5/2024). Dikutip dari situs BMKG, ibu kota provinsi yang berpotensi hujan disertai petir pada siang hari ini yakni Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Pontianak, Banjarmasin, Tanjung Pinang, dan Padang.

Pada malam hari nanti, wilayah Jakarta Pusat, Padang, Bengkulu, dan Palembang juga diprediksi hujan disertai petir. Sedangkan Kota Medan diprediksi hujan dengan intensitas lebat pada siang hari ini.

Baca Juga

Beberapa wilayah diprediksi akan mengalami hujan ringan. Yaitu di antaranya Banda Aceh, Palangkaraya, Kota Jayapura, Manokwari, Pekanbaru, dan Manado.

Hujan dengan intensitas sedang akan melanda wilayah Kendari dan Bandung. Sementara itu, beberapa wilayah diprediksi berawan pada siang hari ini, diantaranya Serang, Yogyakarta, Jakarta Pusat, Semarang, Bandar Lampung, Ternate, Mataram, Mamuju, dan Palembang.

Wilayah Samarinda, Pangkal Pinang, dan Ambon diprediksi berawan tebal. Sedangkan Kupang, Tarakan, dan Denpasar diprediksi cerah berawan.

Sementara Kota Surabaya diprediksi cerah dengan suhu 26-35 derajat Celcius.

Berdasarkan informasi perkembangan musim BMKG, diketahui bahwa sekitar 63 persen wilayah zona musim diprediksi mengalami awal musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus 2024.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengemukakan bahwa dalam sepekan ke depan, BMKG mengidentifikasi masih adanya potensi peningkatan curah hujan secara signifikan. Yakni di sebagian besar Sumatra, Jawa bagian barat dan tengah, sebagian Kalimantan dan Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Papua.

"Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial. Serta kondisi suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia," ujar Guswanto.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement