Rabu 01 May 2024 23:45 WIB

Potensi Hujan di NTB Mulai Berkurang, Tanda Kemarau di Depan Mata

NTB berada pada periode peralihan musim hujan menuju kemarau.

Kemarau (ilustrasi). BMKG menyatakan potensi hujan diprakirakan mulai berkurang pada awal Mei 2024 di NTB.
Foto: antara
Kemarau (ilustrasi). BMKG menyatakan potensi hujan diprakirakan mulai berkurang pada awal Mei 2024 di NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi hujan diprakirakan mulai berkurang pada awal Mei 2024 di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Pada dasarian I Mei 2024 (1–10 Mei 2024) diprediksi potensi hujan di NTB semakin berkurang," kata Prakirawan BMKG NTB Anggitya Pratiwi dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Rabu (1/5/2024).

Baca Juga

BMKG menyatakan peluang curah hujan dengan intensitas mencapai 20 milimeter per dasarian dengan probabilitas 50 persen hanya berpeluang terjadi di Kabupaten Lombok Barat bagian Utara, Kota Mataram, dan sebagian kecil Kabupaten Lombok Tengah bagian Utara. "Saat ini wilayah NTB berada pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau," kata dia.

Oleh karena itu BMKG mengimbau masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir, dan tanah longsor. "Selain itu masyarakat dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya," kata Anggitya.

Hasil monitoring ENSO terakhir menunjukkan Indeks ENSO (+0.93) terpantau berada pada kondisi El Nino lemah atau sudah berlangsung selama 34 dasarian. Prediksi indeks ENSO secara gradual akan beralih menjadi Netral mulai pada Mei-Juli 2024.

Sedangkan nilai anomali SST di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD netral (+0.31). Kondisi IOD diprediksi akan menjadi netral setidaknya pada pertengahan tahun 2024 dan aliran masa udara sudah mulai didominasi angin timuran.

"Update terakhir MJO terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga akhir dasarian I Mei 2024. Aktifnya MJO berkaitan dengan potensi peningkatan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah NTB," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement