Rabu 22 Oct 2025 18:43 WIB

Didampingi Wapres AS, Begini Kata Netanyahu Soal Pasukan Turki Masuk Gaza

Israel mengkhawatirkan kehadiran Turki di Gaza.

Poster bergambar PM Israel Benjamin Netanyahu terlihat diinjak massa peserta aksi solidaritas Indonesia Lawan Genosida, Dukung Palestina Merdeka di Jakarta, Ahad (12/10/2025). Massa aksi mengutuk segala bentuk genosida terhadap warga Gaza yang dilakukan Israel serta menyuarakan kemerdekaan dan gencatan senjata yang permanen di Palestina.
Foto: Edwin Putranto/Republika
Poster bergambar PM Israel Benjamin Netanyahu terlihat diinjak massa peserta aksi solidaritas Indonesia Lawan Genosida, Dukung Palestina Merdeka di Jakarta, Ahad (12/10/2025). Massa aksi mengutuk segala bentuk genosida terhadap warga Gaza yang dilakukan Israel serta menyuarakan kemerdekaan dan gencatan senjata yang permanen di Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara tegas menyatakan penolakannya terhadap keterlibatan pasukan keamanan Turki di Jalur Gaza.

Pernyataan ini disampaikannya pada hari Rabu (22/10/2025) saat bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Yerusalem, menanggapi wacana peran Turki dalam misi pengawasan gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat.

Baca Juga

JD Vance bersama utusan khusus Steve Witkoff dan mantan penasihat Jared Kushner datang ke Israel untuk memperkuat gencatan senjata yang rapuh di Gaza dan memastikan pelaksanaannya. Delegasi tersebut menekankan pentingnya menjaga kesepakatan damai yang dimediasi oleh pemerintahan Trump, di tengah kekhawatiran bahwa ketidakstabilan dapat kembali memicu konflik.

Kunjungan ini juga memberikan kesempatan bagi Witkoff dan Kushner, yang berperan penting dalam pembentukan gencatan senjata, untuk berinteraksi langsung dengan para pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, untuk mendorong komitmen mereka pada kesepakatan dan membahas fase selanjutnya dari rencana damai, termasuk pembangunan kembali Gaza.

Kehadiran tingkat tinggi ini menggarisbawahi komitmen kuat AS untuk menstabilkan kawasan dan menjaga perdamaian, meskipun ada perbedaan pandangan dan tantangan yang terus berlanjut.

Bahas Masa Depan Gaza

Dalam konferensi pers tersebut, Netanyahu mengungkapkan bahwa mereka membahas masa depan Gaza pasca-perang, termasuk soal keamanan di wilayah yang telah hancur akibat konflik selama dua tahun. Pembahasan ini mencakup identitas pihak yang akan bertanggung jawab menyediakan keamanan di wilayah Palestina tersebut.

Menanggapi pertanyaan spesifik tentang kemungkinan penempatan pasukan keamanan Turki, Netanyahu menjawab dengan sikap yang sangat jelas. "Kita akan memutuskan bersama tentang hal itu. Jadi saya punya pendapat yang sangat kuat tentang itu. Mau tebak apa pendapatnya?" ujarnya dengan nada retoris yang meninggalkan sedikit keraguan akan penolakannya.

Di sisi lain, Vance yang sebelumnya telah menyatakan optimisme terhadap kesepakatan gencatan senjata Trump, kembali menegaskan keyakinannya. "Saya tidak pernah bilang ini mudah. Tapi saya optimistis gencatan senjata akan bertahan dan kita benar-benar bisa membangun masa depan yang lebih baik di seluruh Timur Tengah," ujar Wakil Presiden AS tersebut.

Vance juga menyiratkan bahwa Turki masih mungkin memainkan peran konstruktif dalam tahap-tahap selanjutnya proses perdamaian. Pernyataan ini menunjukkan perbedaan pandangan yang halus dengan Netanyahu mengenai partisipasi Turki.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement